TRIBUNNEWS.COM - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trum sampaikan pidato terkait serangan balasan dari Iran, Rabu (8/1/2020) pagi di Washington DC.
Trum menyebut, pihaknya tidak akan membalas serangan kedua iran yang menyasar basis militernya dengan serangan militer.
Ia menegaskan telah menyiapkan sanki-sanksi baru untuk Iran.
"Trump tidak menjelaskan sanksi-sanki yang dijatuhkan ke Iran dalam pidatonya," kata Jurnalis Voa Indonesia, Valda Baraputri.
Ia menerangkan, Trump berjanji akan mencabut sanksi-sanki baru tersebut jika Iran menanggalkan niatnya dalam mengembangkan senjata nuklir.
Trump menambahkan, Iran harus berhenti mendanai aksi terorisme di wilayah tersebut.
Dalam pidato yang beredar, Trum juga menerangkan serangan rudal yang dilancarkan Iran ke basis-basis militer AS di Irak, tidak menimbulkan korban jiwa dari kedua belah pihak.
Selain tidak adanya korban jiwa, Trump juga menyampaikan rudal-rudal yang ditembakan tidak menyebabkan dampak yang berarti di kedua basis militer tersebut.
Hal ini dikarenakan AS memiliki sistem peringatan dini yang baik di basis militernya, sehingga dampak kerusakan bisa diminimalisir.
Pada akhir pidato nasional tersebut, Trump memberikan sinyal positif kepada Pemerintah dan rakyat Iran bergabung dengan AS untuk menciptakan perdamaian dunia.
"Amerika ingin Iran memiliki masa depan yang cerah. Amerika siap merangkul pihak-pihak yang menginginkan perdamaian," tandas Valda.
Valda menambahakan, berdasarkan isi pidato nasional Trump menunjukan jika Amerika Serikat dan Iran tidak akan membawa memanasnya hubungan dua negara ke tingkat nasional dan mengacaukan perdamaian dunia
"Jadi untuk saat ini Trump melunak terhadap Iran. Meskipun ada sanksi-sanksi baru terhadap Iran" kata Valda.
"Trump juga menyatakan dalam pidatonya sepertinya Iran juga sudah melunak," tambahnya.