News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Warga Iran Terbelah 2 karena Kasus Pesawat Ukraina, Pengamat Timur Tengah Singgung soal Revolusi

Editor: Ananda Putri Octaviani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pengamat Timur Tengah jelaskan kemungkinan Iran alami revolusi akibat protes yang terjadi karena pemerintah berbohong soal tragedi pesawat Ukraina

TRIBUNNEWS.COM - Pengamat Timur Tengah Anan Nurdin mengatakan kondisi di Iran saat ini sedang terbagi menjadi dua kubu, pro dan anti pemerintah.

Ia mengatakan hal tersebut disebabkan oleh aksi pemerintah Iran yang sempat berbohong soal penyebab jatuhnya pesawat komersil milik Ukraina yang menewaskan seluruh penumpangnya.

Dikutip TribunWow.com, Anan mulanya menjelaskan sebelum pengumuman pemerintah Iran soal penyebab asli jatuhnya pesawat Ukraina, warga Iran satu suara menentang Amerika Serikat (AS).

• Pengamat Jelaskan Alasan Warga Iran Protes Tuntut Pimpinannya Mundur: Masalah Dusta

Setelah keluarnya pengakuan Iran yang salah menembak pesawat, hingga akibatkan tewasnya 176 jiwa, muncul warga Iran yang mulai menyalahkan pimpinan mereka.

"Di dalam negeri Iran juga sekarang terjadi dua propaganda yang sangat besar, yaitu kita katakan itu menjadi senjata makan tuan, di mana rakyat yang asalnya berada di belakang penuh pemerintah Iran," kata Anan di acara 'PRIMETIME NEWS' metrotvnews, Senin (13/1/2020).

"Sekarang justru terbalik, bahwa musuh kita bukan lagi hanya Amerika, tapi musuh kita adalah juga para penguasa di Iran itu sendiri," tambahnya.

Anan mengatakan protes-protes tersebut menuntut agar pihak-pihak yang bertanggung jawab atas jatuhnya pesawat Ukraina dihukum atas kelalaiannya.

"Mereka menuntut bahwa seluruh orang-orang yang terlibat itu dihukum karena melakukan sebuah kesahatan yang sangat memalukan," jelasnya.

Demo terhadap pimpinan tertinggi Iran, Ayatollah Khamenei, menurut Anan merupakan hal yang baru.

• Kecam Sanksi AS, Juru Bicara Menlu Iran: Amerika akan Mengakui Kekalahannya

"Sangat sangat besar, sebelumnya tidak pernah terjadi demo yang berani melawan Ayatollah Khamenei sebagai pemimpin tertinggi di Iran," ujar Anan.

>>> Halaman Selanjutnya

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini