"Kesalahan persepsi tersebut dimulai sejak Zaman Edo dulu (1603 – 1868), terutama setelah diberikan seragam warna hitam lalu dijadikan aktor dalam perfilman sehingga kelihatan keren."
Setelah ninja untuk konsumsi perfilman, atau pun muncul di teater-teater zaman dulu, dijadikan pahlawan, maka citra ninja berubah total hingga kini.
"Termasuk pula seragam ninja di film muncul warna hitam, lalu belakangan warna putih supaya di perfilman jelas ketahuan mana ninja baik (putih) mana ninja buruk (hitam). Bahkan ada lagi yang pakai warna pink. Itu kan semua hanya untuk konsumsi perfilman saja. Yang sebenarnya ninja itu tidak punya seragam, hanya baju petani biasa umumnya saja," jelas dia.
Untuk keperluan popularitas budaya Jepang dimunculkan ninja dengan baju seragam hitam umumnya biar tambah keren dan gagah.
Akibatnya banyak orang Jepang sendiri jadi tidak percaya, menganggap ninja hanya salah satu dari banyak karakter yang sengaja dimunculkan oleh dunia hiburan dan atau perfilman saja.
Tak percaya sebenarnya ada ninja.
"Jadi citra ninja yang sekarang dengan seragam hitam, ditutupi kepalanya, hanya mata saja kelihatan, itu semua sebenarnya hal yang sengaja dibuat-buat untuk konsumsi hiburan dan perfilman saja, lalu jadi berkelanjutan, seperti salah kaprah yang dilanjutkan hingga kini," kata dia.
Ninja selama ini yang ada di pikiran banyak orang adalah pahlawan dalam sebuah perang, dalam sebuah perkelahian, hebat bisa melayang dan sebagainya.
"Namun ninja asli tidak demikian. Intinya malah untuk preventif, menjaga keluarga dengan baik, petani yang biasa umumnya kita lihat, hidup biasa. Namun dengan keahlian bela dirinya kemudian dimanfaatkan oleh para bangsawan untuk menjadi mata-mata mereka," ujarnya.
Gabungan dari berbagai ilmu bela diri, akhirnya menimbulkan apa yang disebut bela diri Ninjutsu, bagian dasar dari ilmu seorang ninja.
Baca: Habiskan Rp 12 M dalam 3 Bulan, Model Seksi Ceraikan Suami Bangkrut: Aku Tak Tertarik Pria Miskin
Baca: Rumor Transfer, Persib Bandung Batal Rekrut Teja Paku Alam, Persija Jakarta Incar Keisuke Honda
Belum lagi kalau sudah diramu dengan keahlian yang lebih tinggi, bisa membuat obat atau bubuk, misalnya untuk membuat ledakan, asap, sehingga bisa mengalihkan perhatian musuh dan ninja bisa menghilang.
Itu semua buatan sendiri seiring dengan meningkatnya keahlian para ninja tersebut.
Bagi yang tertarik ninja dalam waktu dekat terbit buku Ninja Indonesia, kisah nyata mengenai Ninja di Jepang.
Silakan mengacu kepada www.ninjaindonesia.com yang akan diluncurkan setelah buku terbit.