TRIBUNNEWS.COM - Perdana Menteri China, Li Keqiang telah memerintahkan pihak berwenang Wuhan untuk memastikan semua pasien yang terdampak Virus Corona di rawat di rumah sakit.
Li Keqiang tiba di Wuhan untuk memeriksa upaya penanggulangan wabah pada Senin (27/1/2020), ketika jumlah kematian akibat Virus Corona bertambah menjadi 81 orang.
Sejauh ini, kematian akibat Virus Corona terjadi di China, di mana ada juga lebih dari 2.800 kasus yang dikonfirmasi.
Kepala Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Tedros Adhanom Ghebreyesus, juga tiba di Beijing pada hari yang sama untuk membahas cara memperlambat penyebaran Virus Corona.
Dikutip dari South China Morning Post, Li Keqiang mengunjungi Wuhan untuk mengunjungi para pasien dan tenaga medis yang tengah memerangi Virus Corona.
Li Keqiang juga memantau situs pembangunan rumah sakit sementara yang akan memiliki 1.000 tempat tidur.
Ia mengatakan, China tengah berpacu dengan waktu untuk mengekang Virus Corona, yang telah menyebar ke negara-negara lain dan semua bagian China kecuali Tibet.
"Setiap upaya harus dilakukan untuk memastikan bahwa pasien dirawat (di rumah sakit)," ujar Li.
Li Keqiang juga mengatakan, sebanyak 2.000 perawat lagi akan dikirim ke Wuhan selama dua hari ke depan, bersama dengan 20.000 pasang kacamata pelindung medis.
"Pihak berwenang di Hubei dan Wuhan bertanggung jawab untuk menjaga provinsi itu, dan harus berusaha sebaik mungkin untuk menahan penyebaran. Ini adalah tugas utama mereka," ungkap Li.
"Anda mencoba segala cara untuk menyelamatkan hidup, Ketika Anda berupaya untuk menyelamatkan jiwa, Anda harus melindungi diri Anda juga," ujar Li kepada salah satu staf medis di Rumah Sakit Jinyintan.
Dalam perintah tertulis, Presiden China Xi Jinping mengatakan, kader di semua tingkatan harus menempatkan kepentingan publik 'lebih tinggi dari apa pun' dalam perang melawan Virus Corona.
Saat ini pada Senin malam, dilaporkan sudah ada 2.821 kasus telah dikonfirmasi dan 82 orang meninggal dunia akibat Virus Corona di China.
Sedangkan di Hong Kong, terdapat 8 kasus, Macau ada 7 kasus, Taiwan 5 kasus, seluruh Benua Asia 28 kasus, Eropa 3 kasus, Amerika Utara 6 kasus, Australia ada 5 kasus.