"Kami tidak pernah mengalami kasus ini di Prancis," tambahnya.
Ia menambahkan, Prancis merupakan negara yang pertama kali mengembangkan tes tentang virus ini.
"Itu mungkin sebabnya kami sekarang mendeteksi kasus ini," katanya.
Dikutip dari laman wew.thelocal.fr, Selasa (28/1/2020), penumpang yang tiba di bandara Prancis dari Tiongkok tidak akan diperiksa menggunakan uji suhu, karena menurut Buzyn upaya itu akan sia-sia saja.
"Mengecek suhu tubuh hanya simbol, tapi itu keamanan palsu yang tidak ada gunanya."
"Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tidak merekomendasikan teknik ini, cara yang paling tepat adalah memberikan informasi kepada penumpang yang kami lakukan dalam tiga bahasa," katanya.
Pemerintah Prancis juga mengumumkan akan memulangkan warganya yang bekerja di kota Wuhan, China, di mana epidemi itu dimulai.
Terkait tiga pasien di Prancis, semuanya dalam ruang isolasi di rumah sakit dan kondisinya stabil.
Gejala yang mereka alami termasuk diantaranya batuk, sakit kepala, kelelahan, demam, sakit serta kesulitan bernapas.
Virus ini menyebar terutama melalui kontak udara atau kontak dengan benda yang telah terkontaminasi.
Masa inkubasinya adalah dua hingga 14 hari, namun rata-rata mengalami proses inkubasi selama 7 hari.
Saat isu virus ini menyebar di Prancis.
Belasan orang di jalanan Paris tampak mengenakan masker bedah dan banyak apotek melaporkan penjualan masker yang meningkat drastis.
Namun Menteri Kesehatan Prancis yang juga seorang dokter menyarankan agar masyarakat Prancis juga membersihkan tangan secara benar.