Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, PARIS - Tiga kasus virus corona di Prancis, dikonfirmasi dua terjadi di Paris dan satu di Bordeaux.
Hal ini menandai kasus pertama yang dilaporkan terjadi di Eropa.
Menteri Kesehatan Prancis Agnès Buzyn hari Minggu kemarin mengatakan, pihaknya tengah menyoroti kasus tersebut.
"Ada lima orang yang tengah berada di bawah pengamatan dalam ruanh isolasi, sekitar sepuluh kasus lainnya sedang dalam pengawasan," kata Buzyn.
Namun ia menekankan bahwa sejauh ini seluruh kasus itu dikonfirmasi terjadi pada mereka yang telah melakukan perjalanan dari China.
Baca: Roy Suryo Ungkap Kejanggalan Rekaman CCTV Bandara Soal Kepulangan Harun Masiku
"Kami tidak pernah mengalami kasus ini di Prancis,".
Ia menambahkan, Prancis merupakan negara yang pertama kali mengembangkan tes tentang virus ini.
Baca: SBY: Pansus Jiwasraya Incar Jatuhkan Tiga Tokoh, Salah Satunya Rini Soemarno
"Itu mungkin sebabnya kami sekarang mendeteksi kasus ini,".
Dikutip dari laman wew.thelocal.fr, Selasa (28/1/2020), penumpang yang tiba di bandara Prancis dari Tiongkok tidak akan diperiksa menggunakan uji suhu, karena menurut Buzyn upaya itu akan sia-sia saja.
Baca: Roy Suryo: Istri Petinggi Sunda Empire Ditulis Punya 7 Anak, Nikah Saja Belum
"Mengecek suhu tubuh hanya simbol, tapi itu keamanan palsu yang tidak ada gunanya,".
"Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tidak merekomendasikan teknik ini, cara yang paling tepat adalah memberikan informasi kepada penumpang yang kami lakukan dalam tiga bahasa."
Pemerintah Prancis juga mengumumkan akan memulangkan warganya yang bekerja di kota Wuhan, China, di mana epidemi itu dimulai.
Sejak virus ini pertama muncul di sebuah pasar ikan di Wuhan pada Desember 2019 lalu, ribuan orang telah terinfeksi dan 80 diantaranya meninggal.