TRIBUNNEWS.COM- Masyarakat di daratan China kini tengah dihantui dengan meluasnya wabah virus corona yang bisa menyebabkan penyakit pneumonia.
Wabah tersebut diperkirakan akan mencapai puncaknya dalam 7-10 hari.
Pakar pernapasan menyebut, setelahnya tak akan ada lagi peningkatan dalam skala besar.
Sejak muncul pada akhir bulan tahun lalu, virus corona kini telah menyebabkan 132 orang meninggal.
Dikutip Tribunnews dari South China Morning Post, per Rabu (29/1/2020) pagi, jumlah kasus yang dikonfirmasi menyebar dengan cepat di daratan China mencapai 5.974.
Otoritas Kesehatan China mengonfirmasi adanya 840 kasus baru di Provinsi Hubei.
Jumlah tersebut bertambah saat Jerman, Taiwan, dan Vietnam melaporkan adanya infeksi yang disebabkan oleh penularan dari manusia ke manusia.
Dari data yang dilaporkan, sebanyak 125 orang di Provinsi Hubei tewas akibat virus tersebut.
Sementara tujuh orang lainnya berasal dari provinsi lain.
Jumlah kematian akibat virus korona terus mengalami peningkatan.
Sebagian besar pasien yang meninggal berusia di atas 60 tahun.
Meski terus mengalami peningkatan, wabah virus corona diperkirakan belum mencapai masa puncaknya.
Seorang pakar penyakit pernapasan Tiongkok Zhong Nanshan menyebut, virus corona dapat mencapai puncaknya dalam satu minggu atau sekitar 10 hari.
Mengutip dari People's Daily, setelah masa puncak, diperkirakan tak akan ada lagi peningkatan dalam skala besar.
"Sangat sulit untuk memperkirakan kapan wabah mencapai puncaknya. Tapi saya pikir dalam satu minggu atau sekitar 10 hari, itu akan mencapai klimaks dan kemudian tidak akan ada peningkatan skala besar," kata Zhong, Selasa (28/1/2020).
Zhong merupakan kepala tim ahli nasional yang dibentuk untuk mengendalikan dan mencegah pneumonia akibat virus corona.
Zhong juga merupakan seorang akademisi dari Chinese Academy of Engineering.
Menurut Zhong, epidemi virus corona dapat ditangani dengan dua kunci yakni deteksi dini dan isolasi awal.
"Ada dua kunci untuk mengatasi epidemi: deteksi dini dan isolasi awal. Mereka adalah metode yang paling primitif dan paling efektif," tambahnya.
Dijelaskan Zhong, demam dan kelemahan merupakan gejala khas infeksi coronavirus yang dialami oleh sebagian besar pasien.
Sementara itu, 10-14 hari menjadi periode baik untuk isolasi dan pengamatan.
Saat masa inkubasi berakhir, mereka yang sakit akan mendapat perawatan tepat waktu.
Zhong juga menyarankan, setiap rumah sakit harus memiliki staf tidak hanya spesialis penyakit menular tetapi juga dalam.
Hal ini ditujukan untuk menangani kasus yang parah guna merawat pasien dengan baik.
Lebih lanjut, Zhong mengatakan, secara epidemiologis virus corona homolog dengan virus yang ditemukan pada jenis kelelawar tahun 2017.
Virus corona diperkirakan memiliki inang perantara yang mungkin merupakan jenis hewan liar tertentu.
Lebih lanjut, menurut Zhong, wabah virus corona tak akan berlangsung selama wabah SARS menyerang negeri tiari bambu tersebut.
"Wabah SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome) berlangsung sekitar enam bulan, tetapi saya tidak percaya wabah baru coronavirus akan bertahan selama itu," katanya,
Hingga saat ini, para ilmuwan masih melakukan penelitian guna menciptakan vaksin virus corona.
(Tribunnews.com/Miftah)