TRIBUNNEWS.COM - Virus Corona saat ini menjadi suatu penyakit yang menakutkan dunia karena penyebarannya yang begitu cepat.
Terhitung hingga Selasa (28/1/2020), sudah ada 106 orang tewas dan 4.682 kasus dilaporkan akibat Virus Corona dari Kota Wuhan, China.
Dengan terus bertambahnya korban jiwa, Kepala Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyarankan agar WNA yang berada di Kota Wuhan untuk tidak dievakuasi.
Disela-sela pertemuannya dengan para pejabat China, Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan, pihaknya memiliki kepercayaan penuh pada langkah-langkah yang telah dilakukan untuk mencegah penyebaran Virus Corona.
Dikutip dari South China Morning Post, bertambah banyaknya kasus baru akibat Virus Corona, WHO menyadari akan kecemasan dunia dengan warga negaranya di Wuhan.
Beberapa negara berencana untuk mengevakuasi warganya yang terjebak di Wuhan, namun WHO menyarankan untuk tidak melakukannya.
Tedros mengatakan, dunia tidak perlu bereaksi berlebihan menyarankan agar orang-orang untuk tetap tenang.
Pada Kamis dan Jumat mendatang, Korea Selatan berencana untuk mengirim pesawat sewaan ke Wuhan untuk mengevakuasi warganya yang terdampar di Wuhan.
"Kami akan secara sukarela mengambil tindakan, seperti mengirim pesawat pada tanggal 30 dan 31 Januari untuk warga Korea Selatan yang tinggal di Wuhan yang ingin kembali," kata Perdana Menteri Korea Selatan, Chung Sye-kyun.
Hal senada juga dikatakan oleh Menteri Luar Negeri Jerman, Heiko Maas yang mengatakan pihaknya sedang mempertimbangkan untuk mengevakuasi warganya dari Wuhan.
Sementara Spanyol bekerja dengan China dan Uni Eropa untuk memulangkan sekitar 20 warganya yang masih di Wuhan.
Menteri Luar Negeri Jepang, Toshimitsu Motegi juga mengirim pesawat ke Wuhan pada hari Selasa untuk mulai mengevakuasi warganya.
Dalam pertemuannya dengan Tedros Adhanom Ghebreyesus, Menteri Luar Negeri China Wang Yi mengatakan, China akan terus bekerja sama dengan WHO dan masyarakat internasional dengan 'transparasi'.
"Dengan kepimpinan yang kuat dari Presiden Xi Jinping dan keuntungan dari sistem sosialis, serta pengalaman dari SARS, kami lebih tegas dalam menangani epidemi ini dengan tindakan yang lebih kuat dan lebih cepat," ujar Wang.