News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

EKSKLUSIF: WNI di China Sebut Hanya 1 Minimarket yang Buka: Ada Kenaikan Harga Tapi Tidak Signifikan

Penulis: Widyadewi Metta Adya Irani
Editor: Daryono
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kondisi terkini di Kota Wuhan setelah virus corona melanda.

Laporan langsung dari Enshizhou, China

TRIBUNNEWS.COM - Penyebaran virus corona masih menjadi perhatian publik hingga hari ini, Kamis (30/1/2020).

Hingga Kamis malam, Komisi Kesehatan Nasional China melaporkan, terdapat 7.912 pasien yang terjangkit virus corona.

Sementara itu, 170 orang meninggal dunia akibat virus ini.

Dilansir dari Kompas.com, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Teuku Faizasyah menyebut ada 243 Warga Negara Indonesia yang masih terjebak di China.

Di antara 243 WNI tersebut, 100 di antaranya tinggal di Wuhan, kota di Provinsi Hubei yang diduga sebagai pusat penyebaran virus corona.

Kepada Tribunnews.com, seorang mahasiswi kedokteran asal Indonesia yang kuliah di Hubei Minzu University, Marina Febriana Chariah, menyebut kondisi di Enshizhou, Provinsi Hubei, China, masih sepi dan tidak ada transportasi umum yang beroperasi.

Petugas keamanan berpatroli di pasar ikan tradisional Huanan di kota Wuhan, China, Jumat (24/1/2020). Pasar ikan itu ditutup setelah virus corona yang mematikan dideteksi berasal dari pasar itu. (AFP/HECTOR RETAMAL)

Dalam kondisi yang masih diisolasi, Marina menuturkan, hanya terdapat satu minimarket yang buka di wilayahnya.

Untuk memenuhi kebutuhan makanannya, ia pun membeli secara langsung di minimarket tersebut.

Marina mengakui terdapat kenaikan harga pascamerebaknya virus corona di China.

"Kenaikannya nggak terlalu signifikan, paling-paling 2 RMB, setara dengan Rp 4.000," terangnya pada Tribunnews.com, Kamis (30/1/2020).

Kendati demikian, Marina menuturkan persediaan makanannya masih terbilang aman.

"Saat ini saya baik-baik saja dan persediaan makanan aman," kata Marina.

Ia menambahkan, persediaan bahan makanan yang ia miliki masih bisa dikonsumsi hingga seminggu ke depan.

"Bisa sampai seminggu ke depan," ujarnya.

Marina juga menyampaikan, dirinya telah menerima penyaluran dana dari pemerintah Indonesia.

"Sekitaran Rp 560 ribu per anak," kata dia.

Evakuasi Masih Direncanakan

Sementara itu, terkait proses evakuasi WNI yang masih berada di China, menurut Marina hingga saat ini evakuasi masih direncanakan oleh pemerintah.

Saat dihubungi Tribunnews.com beberapa waktu lalu, Marina menyebut KBRI telah mengupayakan tindakan evakuasi bagi WNI di China.

"Sejauh ini KBRI mengusahakan adanya evakuasi, karena seluruh kota di provinsi hubei ini sudah di-lockdown," ujar Marina saat dihubungi Tribunnews.com, Senin (27/1/2020).

"Jadi langkah-langkah untuk bisa mencapai proses evakuasi itu sangat susah," jelasnya.

Menurutnya, pihak KBRI telah mendata semua WNI yang berada di China untuk mempermudah proses evakuasi.

Selain itu, KBRI juga berupaya menjalin komunikasi dengan pemerintah setempat untuk mencari solusi.

"Sekarang seluruh WNI sedang di data untuk mempermudah prosesnya," imbuhnya.

"Pihak KBRI mengusahakan untuk berkomunikasi ke setiap kota untuk mencari jalan keluarnya," tambah Marina.

Imbauan Makan Masakan Sendiri

Seorang mahasiswi Indonesia di Huangshi, Provinsi Hubei, China, Salsabila mengungkapkan kabar terbarunya di kota yang tak jauh dari Wuhan.

Salsa sempat menyebutkan dalam wawancaranya yang diunggah kanal YouTube Trans TV Official, perjalanan dari kotanya menuju Wuhan dapat ditempuh dalam waktu 3 jam saja menggunakan mobil pribadi.

Saat dikonfirmasi Tribunnews.com, mahasiswi semester 7 dari Hubei Polytechnic University of China itu menuturkan, meskipun masih terisolasi, dirinya masih dalam kondisi baik dan sehat.

Potret pilu puluhan dokter dan perawat kelelahan tangani pasien virus corona (Oriental Daily)

Salsa mengungkapkan persediaan makanannya masih tercukupi.

"Makanan hari ini aman-aman saja kok," kata Salsa pada Tribunnews.com, Kamis (30/1/2020).

Lebih lanjut, mahasiswi asli Lamongan, Jawa Timur itu mengatakan, saat ini pemerintah setempat mengimbau untuk makan masakan pribadi.

Kebijakan itu tak lain untuk meminimalisir penyebaran virus corona.

"Imbauan dari pemerintah sendiri saat ini lebih baik makan masakan sendiri yang lebih higienis untuk meminimalisir terjangkitnya virus (corona)," tutur Salsa.

Salsa juga menyampaikan, pihak kampus memberinya bantuan berupa bahan makanan dan sejumlah kebutuhan harian lainnya.

"Barusan pihak kampus juga mengirim daging ayam dan kebutuhan lainnya untuk kami olah," kata dia.

Saat dihubungi Tribunnews.com di hari sebelumnya, Salsa pun mengungkapkan dirinya merasa beruntung dengan kebaikan pihak kampusnya. 

"Beruntung kampus saya di sini sangat memperhatikan kami," ungkap Salsa pada Tribunnews.com, Rabu (29/1/2020).

Pemerintah Indonesia Salurkan Dana Bantuan

Sebelumnya, Salsa juga menyebutkan, pemerintah Indonesia telah mengirim bantuan pada Warga Negara Indonesia (WNI) di China.

Menurut Salsa, bantuan yang disalurkan pemerintah ialah berupa bantuan dana yang diberikan pada seluruh mahasiswa Indonesia di Provinsi Hubei China.

Salsa mengungkapkan rasa terima kasihnya pada pemerintah Indonesia atas bantuan tersebut.

"Untuk para pihak berwajib, TNI AU, Kemenlu, KBRI, dan Bapak Jokowi, terima kasih sudah menyalurkan bantuan dana ke seluruh mahasiswa Indonesia yang di Hubei," tutur Salsa, Rabu (29/1/2020).

"Serta (terima kasih) sudah mengupayakan perencanaan kerja besar untuk mengevakuasi WNI dan mahasiswa Indonesia di Wuhan."

"Kami berharap semua mahasiswa di Hubei tanpa terkecuali bisa segera dievakuasi dan pulang ke Indonesia," sambungnya.

Salsa menambahkan, dirinya berharap wabah virus corona dapat segera berakhir.

"Harapannya untuk saat ini semoga wabah ini cepat selesai, para korban segera sembuh biar tidak bertambah lagi jumlah korban selanjutnya," kata Salsa.

TNI AU Siagakan 3 Pesawat untuk Evakuasi WNI di China

Berdasarkan hasil rapat antara Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, Kementerian Luar Negeri, dan Kementerian Kesehatan, Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Udara (AU) menyiagakan tiga unit pesawat untuk mengevakuasi WNI di China.

Tiga  pesawat tersebut terdiri dari 2 unit Boeing B737 dan 1 unit C130 Hercules.

Selain itu, TNI AU juga menyiapkan personel dari Batalyon Kesehatan.

Hal ini disampaikan melalui akun Twitter resmi TNI AU, @_TNIAU, pada Rabu (29/1/2020).

"Terkait wabah virus Korona 2019-nCoV di Wuhan, China, hasil rapat @PolhukamRI @Kemlu_RI @KemenkesRI, TNI AU telah menyiagakan 2 unit Boeing B737, 1 unit C130 Hercules, dan Batalyon Kesehatan #TNIAU untuk mengevakuasi WNI. #swabhuwanapaksa #sayaptanahair #jauhdilangitdekatdihati" tulisnya di Twitter.

Sementara itu, dilansir dari Kompas.com, Kepala Dinas Penerangan (Kadispen) TNI AU Marsma TNI Fajar Adrianto menyebut ketiga pesawat tersebut masih bersifat siap siaga.

Pesawat baru bisa diberangkatkan ke China setelah ada komando dari Kemenlu.

"Tunggu dari Kemenlu bisa tembus enggak ke pemerintah sana (China), untuk agar kita bisa berangkat atau tidak, yang jelas TNI AU siap 24 jam," terang Fajar, Rabu (29/1/2020).

Fajar mengatakan, terdapat sekitar 240 WNI yang berada di Kota Wuhan saat ini.

Dari jumlah tersebut, Fajar memastikan ketiga pesawat masih mampu memulangkan seluruh WNI dari Wuhan.

"Ini kan sementara terdaftar WNI di sana 240-an yah, sekitar itu," kata Fajar.

"Kita juga belum tahu siapa yang kena, siapa yang tidak, untuk menyiapkan kita lebih banyak ada 2 Boeing dan 1 Hercules. Kalau pun harus mengangkut sampai 100 sampai 200 orang, masih mampu," sambungnya.

(Tribunnews.com/Widyadewi Metta/Nuryanti) (Kompas.com/Achmad Nasrudin Yahya)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini