TRIBUNNEWS.COM - Ratusan warga negara Indonesia ( WNI) masih bertahan seiring merebaknya virus corona di Kota Wuhan, China.
Mereka masih bertahan di Kota Wuhan karena Pemerintah China menutup daerah yang berada di Provinsi Hubei pada Kamis (23/1/2020).
Bahkan, Pemerintah China menangguhkan pemberangkatan pesawat, kapal, kereta api, hingga kereta bawah tanah ke kota berpenduduk 11 juta jiwa tersebut.
Di antara ratusan WNI yang masih mendiami Kota Wuhan, terdapat mahasiwa Indonesia yang tengah mengenyam pendidikan.
Setelah tujuh hari Kota Wuhan ditutup, mahasiswa Indonesia sudah mendapat bantuan.
• Kelawar Diduga Jadi Penyebab Menyebarnya Virus Corona di Wuhan, Masih Jadi Favorit di Manado
Ketua Ranting Persatuan Pelajar Indonesia Tiongkok di Huazhong University of Science and Technology Khoirul Umam Hasbiy mengatakan, bantuan datang dari Pemerintah Indonesia, pemerintah daerah, dan warga yang datang ke Kota Wuhan.
Namun, ia mengaku menolak bantuan yang diberikan oleh pemerintah daerah dan masyarakat secara langsung.
"Ada beberapa bantuan yang ditawarkan kepada kami, tapi bersifat kedaerahan, artinya untuk daerah dan kepada warga daerah itu sendiri, saya tolak," kata Khoirul dalam keterangan tertulis, Rabu (29/1/2020).
Ia beralasan, bantuan seharusnya dipusatkan di tingkat pusat sehingga mengatasnamakan Pemerintah Indonesia.
"Bantuan harusnya bersifat satu Indonesia, bukan hanya menyelamatkan golongan atau kelompok tertentu," ujarnya.