WHO harus terus memberikan semua dukungan teknis dan operasional yang diperlukan untuk menanggapi wabah ini.
Termasuk dengan jaringan mitra yang luas dan lembaga-lembaga yang berkolaborasi, untuk menerapkan strategi komunikasi risiko yang komprehensif.
Serta juga mencari solusi untuk memungkinkan kemajuan penelitian dan pengembangan ilmiah terkait dengan coronavirus novel ini.
Dilansir website resmi WHO, Secara khusus, WHO mendesak negara-negara untuk fokus pada lima poin utama untuk memperkuat keamanan kesehatan, yaitu:
1. Pertama, kita perlu memperluas dan memodernisasi sistem pengawasan penyakit di tingkat lokal
2. Kita perlu memperkuat sistem pengambilan keputusan untuk memastikan respons yang cepat.
3. Kita harus berkomunikasi lebih efektif sehingga kita melibatkan semua sektor dan masyarakat yang relevan, agar lebih siap dalam menanggapi keadaan darurat dan wabah kesehatan.
4. Wilayah yang dikenal sebagai tempat rawan penyakit dari hewan, kita harus terus memperkuat kerja sama antara sektor kesehatan hewan dan manusia, termasuk untuk mengatasi ancaman resistensi antimikroba yang semakin meningkat, atau infeksi yang resistan terhadap obat.
5. Terakhir kita perlu terus memperkuat kolaborasi dan koordinasi antar negara untuk apa yang disebut sebagai barang kesehatan publik global - hal-hal yang secara universal menguntungkan kita semua, seperti udara bersih dan air dan perlindungan dari penyakit menular.
Lalu sebenarnya apa itu Virus Corona yang dapat mematikan ini?, apa penyebab umum tersebarnya virus Corona?
Dilansir webmd.com, ternyata virus ini pertama kali muncul di Arab Saudi pada tahun 2012 dan kemudian menyebar ke negara-negara lain.
Pada awal Januari 2020 ini virus Corona kabarnya kembali merebak di beberapa wilayah, hal ini disampaikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia yang mengidentifikasi jenis baru dari virus corona.
Virus corona jenis baru ini bernama 2019 novel coronavirus (2019-nCov) yang telah menjangkit wilayah China.
Corona virus adalah keluarga besar virus yang dapat menyebabkan penyakit pernapasan seperti flu biasa, menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC).