Kasus-kasus baru tersebut termasuk salah satu warga Singapura yang dievakuasi dari Wuhan pada Kamis kemarin.
Langkah yang diambil Singapura ini merupakan pertama kalinya dalam memberlakukan pembatasan perjalanan karena masalah kesehatan masyarakat.
Saat wabah SARS pada 2003 yang lalu, Singapura tidak melakukan pembatasan seperti ini.
Menteri Pembangunan Nasional, Lawrence Wong mengatakan, larangan berpergian itu tidak ada hubungannya dengan kewarganegaraan.
Tetapi bertujuan membatasi kasus-kasus baru yang diimpor dari virus corona dan mengurangi risiko penyebaran di Singapura.
"Mengingat peran Singapura sebagai pusat transportasi, mengingat volume perjalanan antara China dan Singapura, sangat sulit untuk mengesampingkan potensi kasus impor baru yang datang dari luar Provinsi Hubei," ujar Wong.
Wong mengatakan, wabah itu telah berdampak pada ekonomi, dan pemerintah pada hari Sabtu akan mengumumkan paket fiskal untuk membantu bisnis dan warga selama krisis.
Disisi lain, Perdana Menteri Singapura, Lee Hsien Loong menyebutkan, pembatasan ini membuat negaranya mengalami kerugian dalam sektor pariwisata.
Hal ini dikarenakan, turis China merupakan sumber yang sangat besar bagi Singapura.
"Ini akan menyakiti kita. China adalah sumber turis yang sangat besar bagi Singapura. (Dengan wabah), itu sudah jauh berkurang," ujar Lee dalam konferensi pers, Jumat (31/1/2020).
(Tribunnews.com/Whiesa)