News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

Peneliti China Ungkap Laki-laki Lebih Rentan Terhadap Virus Corona Daripada Perempuan

Penulis: Whiesa Daniswara
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

ILUSTRASI - Dalam sebuah penelitian terhadap 99 persen pasien yang dirawat di Wuhan, pria disebut lebih rentan daripada wanita terhadap virus corona.

Itu sebanding dengan penelitian sebelumnya oleh dokter dari rumah sakit yang sama dan ilmuwan China lainnya berdasarkan 41 pasien, yang menenmpatkan angka kematian pada 15 persen.

Studi terbaru menemukan bahwa 49 persen pasien terinfeksi dalam kelompok dan terpapar ke Pasar Makanan Laut Huanan, yang diyakini sebagai sumber wabah.

Kebanyakan dari mereka adalah penjual dan pembersih pasar, dan dua lainnya adalah pembeli.

Tetapi penelitian ini tidak mengidentifikasikan sebagaimana pasien lain terinfeksi.

Sepertiga pasien dalam penelitian tersebut, mengalami komplikasi dan kegagalan organ.

Sekitar 17 persen mengembangkan sindrom gangguan pernapasan akut, konfisi paru-paru yang serius, sementara 8 persen mengalami cedera paru-paru akut dan 3 persen mengalami gagal ginjal atau kerusakan.

Berdasarkan penemuan ini, para peneliti mengatakan diagnosis dini dan pengobatan virus corona sangat penting.

Mereka mengatakan lebih banyak kasus yang perlu dipelajari untuk memberikan gambaran yang lebih lengkap tentang penyakit ini.

Sebuah studi terpisah terhadap sembilan pasien virus corona yang diterbitkan di The Lancet pada Rabu lalu, menemukan bahwa salah satu dari mereka belum pernah ke pasar makanan laut sama sekali.

Studi ini dilakukan oleh tim ilmuwan China, sebagian besar dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit China.

Mereka menemukan bahwa sembilan sampel hampir identik.

Artinya, jenis virus corona baru saja muncul, karena jensi ini bermutasi seiring jalannya waktu.

Mereka mengatakan, virus corona lebih mirip dengan strain yang ditemukan pada kelelawar di Zhoushan, Provinsi Zhejiang daripada SARS dan MERS.

Namun masih belum diketahui bagaimana penyebaran antara kelelawar dan manusia.

"Oleh karena itu, mengejutkan bahwa urutan 2019-nCoV dari pasien yang berbeda yang dijelaskan di sini hampir identik, dengan identitas urutan lebih besar dari 99,9 persen," kata penelitian tersebut.

"Temuan ini menunjukkan bahwa 2019-nCoV berasal dari satu sumber dalam waktu yang sangat singkat dan teridentifikasi relatif cepat," lanjutnya.

(Tribunnews.com/Whiesa)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini