"Aku bukan pembalap yang percaya diri," katanya kepada Horse Network empat tahun lalu.
"Aku tidak pernah melihat diriku ikut kelas (Grand Prix) besar ini."
Namun, tahun lalu, dia memberi tahu klub bahwa dia tumbuh dalam olahraga esktrem itu.
"Tingkat olahraga di Liga Champions Global tidak ada duanya," katanya.
"Saya ingin terlibat karena itu adalah cara terbaik bagi saya untuk mendorong diri saya sebagai seorang atlet, untuk melompat di kelas-kelas ini melawan beberapa yang terbaik di dunia. Mendapatkan pengalaman di atas trek yang sulit dan berusaha untuk menjadi kompetitif terhadap beberapa dari pembalap tercepat telah banyak membantu saya dalam perjalanan saya. "
"Saya tidak akan mengatakan saya lebih percaya diri daripada sebelumnya, tetapi saya lebih baik daripada sebelumnya," tambahnya.
Jennifer juga mengatakan bahwa kegiatan tersebut merupakan hobinya.
"Saya tidak pernah tahu bahwa saya akan bersaing di tingkat ini hari ini. Saya selalu berpikir itu hanya akan menjadi hobi masa kecil, tetapi saya sangat bersyukur bahwa itu masih memiliki tempat dalam hidup saya," papar manajer Paris Panthers, tim berkuda profesional yang menjadi saingan Nassar.
Terlepas dari kecintaannya pada olahraga, Jennifer beralih dari olahraga secara profesional.
"Saya benar-benar menyukai olahraga ini, tetapi selalu merasa bahwa saya ingin melakukan sesuatu yang lain sebagai karier utama," tambahnya ke Horse Network. "Aku menikmati tetap sibuk dan mengejar hal-hal yang aku suka. Kuda akan selalu menjadi bagian dari hidupku, tetapi sekolah kedokteran akan menjadi prioritasku.
(Tribunnews.com/Chrysnha)