News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Terjadi Serangan Bom Bunuh Diri di Akademi Militer di Kabul, Afghanistan, 5 Orang Tewas

Penulis: Dinar F. Maghiszha
Editor: Natalia Bulan Retno Palupi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sejumlah tentara Afghanistan berdiri di jalan setelah terjadinya serangan bunuh diri di Akademi Militer Marshal Fahim, Selasa (11/2/2020)

TRIBUNNEWS.COM - Telah terjadi serangan bom bunuh diri di sebuah akademi militer ibukota negara Afghanistan, Kabul.

Serangan bom bunuh diri yang diduga menarget akademi militer Marshal Fahim ini menewaskan setidaknya 5 orang, pada Selasa (11/2/2020).

Baca: Meggy Mantap Minta Cerai, Kiwil Santai: Janda-janda di Luar Pada Nyari Suami, Ini Disia-siakan

Baca: Virus Corona Sudah Tewaskan Lebih dari 1.000 Orang di China

Dilansir AFP, belum ada kelompok yang mengklaim bertanggungjawab atas serangan ini.

Kementerian Pertahanan Afghanistan menyebut setidaknya 5 orang tewas dan 12 lainnya cedera dalam serangan pada pukul 07.00 waktu setempat.

TRIBUNNEWSWIKI.COM - Telah terjadi serangan bom bunuh diri di sebuah akademi militer ibukota negara Afghanistan, Kabul.

Serangan bom bunuh diri yang diduga menarget akademi militer Marshal Fahim ini menewaskan setidaknya 5 orang, pada Selasa (11/2/2020).

Dilansir AFP, belum ada kelompok yang mengklaim bertanggungjawab atas serangan ini.

Kementerian Pertahanan Afghanistan menyebut setidaknya 5 orang tewas dan 12 lainnya cedera dalam serangan pada pukul 07.00 waktu setempat.

Hampir tiga bulan, secara relatif, ibukota negara Afghanistan, Kabul aman dari insiden kekerasan.

Serangan ini menjadi serangan besar pertama yang terjadi di Kabul dalam beberapa bulan terakhir.

Petugas pemadam kebakaran dengan dibantu militer terlihat membersihkan puing-puing ledakan di Akademi Militer Marshal Fahim. Sampai berita ini dibuat, belum ada klaim dari siapapun terkait peristiwa ini. (AFP)


Tewaskan Warga Sipil

Nasrat Rahimi, juru bicara Kementerian Pertahanan mengatakan dari total korban meninggal, 2 di antaranya adalah warga sipil, sementara 3 lainnya adalah personel tentara.

Ia menambahkan setidaknya 12 orang terluka, termasuk 5 orang warga sipil.

Akademi Militer Marshal Fahim

Lokasi tempat peledakan merupakan sebuah akademi militer Marshal Fahim.

Akademi ini merupakan tempat latihan para anggota keamanan di Afghanistan.

Laporan Saksi Mata

Seorang saksi mata yang berada di dekat tempat kejadian menyebut terdengar suara tembakan sesudah ledakan.

"Itu adalah ledakan besar yang mengguncang rumah kami. Kami juga mendengar suara tembakan setelahnya. Segera setelah itu, ambulans tiba di daerah itu, " kata Samiullah dan sejumlah warga lainnya kepada AFP.

Sebuah sumber dari petugas keamanan yang tidak mau disebutkan namanya menyebut terdapat seseorang berjalan kaki memasuki akademi.

Pejalan kaki ini diketahui berusaha menargetkan kendaraan di dekat pos pemeriksaan.

Keterlibatan Taliban?

Sejauh ini belum ada kelompok yang mengklaim bertanggungjawab atas serangan ini.

Dalam beberapa minggu terakhir, kelompok Taliban diberitakan AFP menahan diri untuk menyerang pusat-pusat kota besar di Afghanistan.

Hal ini dilakukan lantaran sedang diadakannya negosiasi politik dengan pasukan AS.

Meskipun demikian, sejumlah kekerasan di daerah lainnya masih ada.

Serangan Terakhir di Kabul

Serangan terakhir di Kabul sebelumnya terjadi pada bulan November tahun lalu yang menewaskan 12 orang.

Sebuah minibus penuh dengan bahan peledak menabrak sejumlah kendaraan yang mengangkut orang asing pada jam-jam sibuk di pagi hari.

Empat warga asing terluka dalam serangan ini.

Pusat akademi militer tercatat sering menjadi target serangan yang diklaim oleh ISIS pada bulan Mei 2019.

Kesepakatan AS-Taliban

Ledakan bunuh diri di Akademi Militer Marshal Fahim terjadi saat semakin menguatnya perselisihan Amerika Serikat (AS) dengan Taliban.

Menurut sejumlah pengamat, serangan ini dimungkinkan berkaitan dengan kesepakatan yang dibuat.

Dalam kesepatakan, pasukan AS diminta meninggalkan Afghanistan dengan jaminan keamanan.

Pihak Taliban, disebut AFP, justru menyalahkan Gedung Putih dengan membuat daftar permintaan yang harus dituruti agar tercapainya kesepakatan.

Namun demikian, sejumlah kesepakatan telah dibuat dalam beberapa pekan terakhir.

Setelah negosiasi selama setahun ini dan hampir mendapatkan kesepakatan, pada September 2019, Presiden AS, Donald Trump merusaknya dengan menyatakan akan memroses 'mati' kekerasan yang ditimbulkan pihak Taliban.

Pembicaraan AS-Taliban dimulai kembali pada awal bulan Desember 2019 di Qatar.

Namun berhenti lagi saat muncul serangan di dekat pangkalan militer Bagram -yang dikelola AS- di Afghanistan.

Naik-turunnya negosiasi, membuat sejumlah serangan di di Afghanistan berkecamuk.

Menurut sebuah organisasi AS, angka jumlah kekerasan di Afghanistan melonjak pada kuartal terakhir 2019.

--

(TRIBUNNEWSWIKI.COM/Dinar Fitra Maghiszha)

">BACA SELENGKAPNYA DI SINI>>>

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini