Menurut World Health Organization (WHO), flu burung mungkin untuk menular dari manusia ke manusia.
Namun, kemungkinan itu sulit untuk terjadi.
"Sebagian besar infeksi virus avian influenza pada manusia terjadi setelah kontak yang lama dan dekat dengan unggas yang terinfeksi," menurut laporan US Centres for Disease Control and Prevention.
Laporan menambahkan, penyebaran virus dari manusia ke manusia yang langka telah terjadi.
Namun, kasus belum berkelanjutan dan tidak ada penyebaran yang teridentifikasi.
Meskipun begitu, flu burung sangat mematikan bagi manusia yang tertular.
Tingkat kematian akibat virus ini lebih dari 50 persen dalam kasus selama 15 tahun terakhir.
Virus flu burung jauh lebih mematikan bagi manusia, dibandingkan SARS (tingkat kematian 10 persen) atau Corona baru (tingkat kematian 2 persen dalam wabah sejauh ini).
Dari 2003 hingga 2019, WHO melaporkan total 861 kasus H5N1 pada manusia di seluruh dunia.
455 orang meninggal akibat virus tersebut.
Di China, 53 kasus infeksi flu burung pada manusia telah dilaporkan dalam 16 tahun terakhir, 31 di antaranya meninggal dunia.
Sementara itu, H9 adalah influenza musiman yang wajib secara hukum dilaporkan kepada otoritas kesehatan kota.
Secara keseluruhan, Hong Kong mencatat delapan infeksi H9N2 pada tahun 2013.
Virus ini adalah jenis flu burung yang relatif ringan dan tidak ada kematian lokal yang tercatat.
Kini, Hong Kong juga berjuang melawan virus corona.
Sebanyak 49 orang terinfeksi virus corona dan 1 orang meninggal dunia, per Rabu (12/02/2020).
(Tribunnews.com/Citra Agusta Putri Anastasia)