Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Seorang pejabat Kementerian Kesehatan Jepang mengkonfirmasikan adanya sopir taksi Jepang usia 70 tahunan terinfeksi virus corona setelah mengantarkan tamu turis China ke bandara Haneda Tokyo.
"Saya telah membawa seorang pelanggan yang tampaknya adalah orang China," papar sopir taksi tersebut kepada pihak dokter yang sedang memeriksa pula rute penularan virus.
Baca: Kapal MS Westerdam Ditolak 5 Negara karena Virus Corona, Kemenlu: 365 WNI dalam Keadaan Sehat
Kasus ini pertama kali ditemukan di Jepang, infeksi virus corona di masyarakat Tokyo khususnya dari seorang sopir taksi.
Sebanyak 248 orang, termasuk 218 di kapal pesiar, satu petugas karantina, 12 di pesawat sewaan, dan 17 turis lainnya, dikonfirmasi di dalam negeri.
Seorang pengemudi taksi di Tokyo dipastikan terinfeksi virus corona baru, dan Profesor Atsuro Hamada dari Universitas Kedokteran Tokyo, yang akrab dengan penyakit menular, mengatakan, "Di ruang tertutup seperti taksi, orang biasa berada di ruang tertutup maka memiliki dengan risiko terinfeksi. "
Menurut sopir taksi tersebut, sulit untuk mengikuti rute infeksi yang jelas untuk pertama kalinya di Jepang karena mungkin telah terinfeksi dari orang China selain yang dari Wuhan.
Dengan ditemukan hal ini ada kemungkinan bahwa jumlah pasien akan meningkat secara terus-menerus di masa mendatang.
Baca: Demam Tinggi, Pria Asal Kediri Diduga Kena Virus Corona Setelah Pulang dari Korea Selatan
"Oleh karena itu kita akan bersiap-siap lebih ketat lagi menerima turis terutama yang berasal dari China," ungkap sumber Tribunnews.com malam ini (13/2/2020).
Info lengkap dan diskusi Jepang bisa bergabung ke WAG Pecinta Jepang kirimkan email nama lengkap dan alamat serta nomor whatsapp ke: info@jepang.com
Seorang petugas karantina terinfeksi virus corona
Menteri Kesehatan Jepang Katsunobu Kato mengungkapkan seorang petugas karantina Jepang usia 50 tahun telah terinfeksi virus corona.
Kini sedang diselidiki kemungkinan besar petugas tersebut terinfeksi sejak tanggal 3 Februari lalu saat pemeriksaan penumpang kapal Diamond Princess.
"Pemeriksaan dilakukan 3 dan 4 Februari 2020 oleh sang petugas," ungkap Menteri Katsunobu Kato kepada pers, Rabu (12/2/2020).