TRIBUNNEWS.COM - Tumpukkan sisa-sisa tubuh manusia termasuk lidah dan janin yang tertata rapi di dalam toples, ditemukan di ruang bawah tanah sebuah rumah di Florida, Amerika Serikat.
Rumah ini dulunya milik seorang profesor di sebuah universitas.
Rumah bercat hijau army ini, berlokasi di lingkungan Brynwood, Gainesville di NW 16th Avenue.
Toples-toples itu ditemukan saat pemeriksaan pada bagian pondasi rumah tersebut.
Penyelidik menemukan enam hingga delapan botol, yang berisi lidah manusia.
Lalu ada satu toples lainnya, yang diduga merupakan janin.
Setiap toples berwarna putih itu, diberi label.
Di sana tertulis, nama dan tanggal.
Bahkan ada toples yang bertuliskan 1960, dilansir Daily Mail dari WCJB.
Sejumlah toples ini, sedang dianalisis pihak forensik.
Penyelidik, sedang mencoba menentukan, apa toples berisi bagian tubuh manusia ini terhubung dengan penelitian Profesor Baughman.
Baca: 4 Kelakuan Jorok Penumpang saat di Pesawat, Termasuk Mainkan Monitor Pakai Kaki
Baca: Heboh Gedung Bergoyang Saat Konser di Yogyakarta, Begini Kronologi Kejadiannya
Inspektur Jorge Campos, menjelaskan tentang kondisi temuan mengejutkan ini.
"Enam toples yang kita lihat, sebenarnya bukan benar-benar toples."
"Seukuran galon tapi tidak terlalu besar," jelasnya.
Polisi juga mencari kemungkinan, bahwa lidah yang diawetkan ini terkait dengan pekerjaan yang mungkin dibawa Baughman ke rumah.
Dokter Ronald A Baughman, terdata sebagai pemilik rumah ini.
Dia adalah, mantan peneliti di Universitas Florida dan saat ini menjadi profesor emeritus.
Pada 1971, Baughman bekerja sebagai asisten profesor kedokteran mulut, di Universitas Kedokteran Gigi Universitas Florida.
Dia menerbitkan sejumlah penelitiannya pada 1970an sampai 1980an.
Penelitiannya meliputi, studi tentang sariawan, rahang bawah, penelitian sel mulut, herpes oral, dan kanker mulut.
Dokter Baughman Mengaku, Toples Lidah Manusia itu Disimpan di Bawah Tanah
WCJB mewawancara Dr Ronald Baughman dan mantan istrinya, Mary Baughman.
Mereka berdua mengatakan, lidah dan semua penemuan itu sudah ada sejak bertahun-tahun lalu.
Ronald Baughman adalah ahli patologi, peneliti, dan Profesor Emeritus yang terkenal di dunia.
Dia telah mendapatkan spesimen saat penelitian di awal kariernya, yakni antara tahun 60an sampai 70an.
Lalu, dia bekerja di Universitas Florida, untuk mengembangkan penelitiannya lagi.
Baughman mengatakan, dia menyimpan lidah di bawah lantai rumahnya itu agar bertahan lama.
Sebab, di sana hawanya sejuk dan cocok untuk menyimpan benda-benda tersebut.
Baughman, dan istrinya mengaku mereka benar-benar lupa tentang toples-toples yang ada di rumah itu.
Juru Bicara Universitas Florida, Steve Orlando mengatakan bahwa sebenarnya hal yang dilakukan Baughman tidak dibenarkan.
Baca: Wabah Virus Corona Ikut Mengancam Agenda Pemusatan Latihan Timnas U-19 Indonesia
"Saya tidak tahu kebijakan dan undang-undang tentang itu 50 tahun lalu."
"Tapi, saya bisa beritahu anda bahwa sekarang ini, hal seperti itu tidak diizinkan," jelas Steve.
Menurut peraturan yang berlaku, membawa organ ataupun bagian tubuh manusia itu dilarang.
"Ada undang-undang federal dan negara bagian yang sangat ketat serta kebijakan universitas melarang itu."
Steve menilai, sebagai seorang akademisi ini merupakan tindakan yang tidak pantas.
"Tidak pantas atau tidak sah bagi anggota fakultas atau peneliti, untuk membawa sesuatu seperti itu ke rumah," ujarnya.
Polisi juga mengatakan hal yang sama, pada Universitas Florida dan tiga rumah sakit setempat, ini merupakan kejadian yang tidak biasa.
Kendati demikian, kepolisian menyatakan tidak ada perbuatan kriminal terkait lidah-lidah itu.
Sampai saat ini, penyelidikan masih berlangsung.
Juru bicara lainnya dari Universitas Florida, Jorge Campos mengatakan pihak kampus akan mengonfirmasi ini lebih lanjut.
"Kami tidak punya indikasi kalau mereka berusaha menyembunyikan sesuatu atau menipu kami."
"Mereka sudah keluar dari getgo, itulah sebabnya pada penyelidikan awal kami, kami tidak berfikir ini tindakan kriminal."
"Kami hanya perlu memverifikasi semuanya," jelas Jorge.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)