Perang Rusia-Ukraina Hari ke-989: Biden Perbanyak Bantuan ke Ukraina Sebelum Trump Menjabat
Pemerintahan Presiden Joe Biden telah mengonfirmasi AS akan terus menggelontorkan bantuan ke Ukraina debelum Donald Trump dilantik jadi presiden.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Whiesa Daniswara
TRIBUNNEWS.COM - Inilah sejumlah peristiwa yang terjadi dalam perang Rusia-Ukraina, yang telah memasuki hari ke-989 pada Jumat (8/11/2024).
Pemerintahan Presiden Joe Biden telah mengonfirmasi bahwa Amerika Serikat (AS) akan terus menggelontorkan bantuan ke Ukraina sebelum Donald Trump dilantik menjadi presiden pada bulan Januari 2025.
"Itu tidak akan berubah. Kami akan meningkatkan dan memberikannya ke Ukraina," kata juru bicara Gedung Putih, Karine Jean-Pierre.
"Kami memahami betapa pentingnya memastikan mereka memiliki apa yang mereka butuhkan," lanjutnya.
Simak peristiwa lainnya berikut ini.
Perang Rusia-Ukraina Hari ke-989:
Kepala NATO, Mark Rutte, mengatakan pada hari Kamis (7/11/2024) bahwa keterlibatan Korea Utara dalam perang Rusia melawan Ukraina menimbulkan ancaman langsung ke AS.
"Apa yang semakin kita lihat adalah bahwa Korea Utara, Iran, China dan tentu saja Rusia bekerja sama, bekerja sama melawan Ukraina," kata Rutte.
"Pada saat yang sama, Rusia harus membayar untuk ini, dan salah satu hal yang mereka lakukan adalah mengirimkan teknologi ke Korea Utara, yang sekarang mengancam di masa depan daratan AS, benua Eropa," lanjutnya.
"Saya berharap dapat duduk bersama Donald Trump untuk membahas bagaimana kita dapat menghadapi ancaman ini secara kolektif," paparnya.
Para pemimpin pada pertemuan Budapest menekankan bahwa dengan Trump menjadi presiden AS, Eropa harus bertanggung jawab atas keamanannya sendiri.
Baca juga: Perang Rusia-Ukraina Hari Ke-988: Donald Trump Menang Pilpres AS, Bantuan ke Kyiv Bisa Menyusut
Eropa secara bersama telah menghabiskan sekitar $125 miliar untuk mendukung Ukraina.
Sedangkan AS sendiri telah mengeluarkan lebih dari $90 miliar, menurut pelacak dari Kiel Institute.
Presiden Rusia, Vladimir Putin, telah menuntut Ukraina menyerahkan lebih banyak wilayah di timur dan selatannya sebagai prasyarat untuk pembicaraan damai.
Sementara Kyiv telah berulang kali mengesampingkan penyerahan tanah sebagai imbalan atas perdamaian.