TRIBUNNEWS.COM - Pasukan militer Turki telah mengundurkan diri dari beberapa pos di pedesaan utara al-hasakah, Suriah.
Informasi tersebut dilaporkan oleh Observatory Syria for Human Right (SOHR) pada Rabu (19/2/2020) kemarin.
Menurut kelompok pemantau yang berbasis di London, pasukan militer Turki menarik diri dari pos di kota Harass, al-Swdah, al-Manajir, dan al-Subliyah.
Dikutip dari South Front, sebelum mundur, pasukan militer tersebut dilaporkan membakar pos mereka.
"Ketegangan antara pasukan Turki dan faksi-faksi (Suriah) yang loyal kepada mereka menjadi prioritas di kawasan tersebut," ungkap sumber lokal kepada SOHR.
Untuk diketahui, pekan lalu, pasukan militer Turki diduga mundur dari posisi mereka di dekat kota Hliwah, Jamus, Arisha, Mahmoudiyah, al-Sawda, Saod dan Khirbat Jamour di al-Hsakah utara.
Baca: Soal Operasi di Idlib, Presiden Turki Erdogan Hitung Mundur dan Sampaikan Peringatan Terakhir
Baca: Empat Tentara Rusia di Idlib Suriah Tewas Diserang Kelompok Militan Bersenjata
Mengutip dari beberapa sumber, SOHR mengatakan bahwa pasukan militer Turki telah menarik diri dari pos karena tidak berencana untuk membangunnya sejak awal.
Lebih jauh, penarikan pasukan ini dari timur laut bisa terkait dengan penumpukan militer Turki di Idlib, barat laut Suriah.
Sebelumnya diberitakan, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyampaikan ancamannya kepada Tentara Arab Suriah (SAA).
Erdogan mengatakan bahwa operasi militer Turki di Idlib hanyalah masalah waktu.
Operasi tersebut rencananya akan dilakukan pada akhir bulan Februari jika Damaskus gagal mundur di belakang posisi militer Turki.
"Operasi di Idlib sudah dekat," kata Erdogan kepada legislator partainya di Parlemen, Rabu (19/2/2020).
"Kami menghitung mundur, kami membuat peringatan terakhir kami," tambah Erdogan yang dikutip dari Al Jazeera.
Baca: Tentara Suriah Hentikan Patroli Militer Amerika Serikat, Menyuruh Mereka Putar Balik
Baca: Helikopter Militer Suriah Ditembak Jatuh di Aleppo, Semua Kru Dinyatakan Tewas
Diketahui, Rusia dan sekutu utama pemerintah Suriah yang telah berperang selama sembilan tahun memberi tanggapan.