Mereka menanggapi dengan mengatakan serangan Turki terhadap pasukan Suriah di Idlib akan menjadi skenario terburuk.
"Jika kita berbicara tentang operasi terhadap otoritas resmi Republik Suriah dan angkatan bersenjata Republik Suriah," kata Sekretaris Pers Kremlin Dmitry Peskov.
"Ini tentu saja akan menjadi skenario terburuk," tegasnya.
Lebih jauh, Ankara yang mendukung beberapa kelompok pemberontak di Suriah barat laut marah.
Amarah Ankara tersulut sejak serangan pemerintah Suriah belum lama ini di provinsi Idlib selama dua minggu yang menewaskan 13 personil militer Turki.
Baca: Negosiasi Turki-Rusia tentang Idlib Berakhir Tanpa Kesepakatan
Baca: Tentara Suriah Memperkuat Cengkraman Aleppo Sebelum Kerjasama Rusia -Turki
Masalah Waktu
Erdogan mengatakan, dalam negosiasi dengan Rusia terkait kubu pemberontak yang tersisa di Suriah telah gagal.
Rencananya, negosiasi tersebut dilaksanakan untuk mengakhiri kesepakatan dan memperingati operasi militer.
Erdogan menegaskan, hal tersebut hanyalah masalah waktu.
Ia menambahkan, Turki bertekad untuk menjadikan Idlib sebagai zona aman, tanpa peduli biayanya.
Bahkan, lebih jauh ketika negosiasi berlanjut dengan Rusia yang merupakan pendukung Presiden Suriah, Bashar al-Assad.
"Kami tidak akan menyerahkan Idlib kepada rezim Suriah, yang tidak memahami tekad negara kami," tegas Erdogan.
Baca: Kementerian Pertahanan Turki Mengkonfirmasi 5 Tentara Tewas dalam Serangan Militer Suriah di Idlib
Baca: Helikopter Militer Suriah Ditembak Jatuh di Aleppo, Semua Kru Dinyatakan Tewas
Pernyataan Erdogan datang ketika pasukan yang setia kepada al-Assad menekan ofensif di wilayah pemberontakan besar terakhir di negara tersebut.
Diketahui, sekira 900 ribu orang terusir dari rumah dan tempat berlindung mereka dalam waktu kurang dari tiga bulan.