Oleh karena itu, mereka berdua harus segera kembali ke Hong Kong.
Bersama permintannya itu, dia juga melampirkan surat dari sekolah anaknya.
Tujuannya agar membuktikan bahwa anaknya memang bersekolah di sana.
Tapi surat itu tidak mencantumkan semua kelas ditangguhkan sejak penyebaran epidemi ini mulai mengkhawatirkan.
Sebenarnya mereka cukup kaget, lantaran surat itu disetujui esoknya.
Sang ibu langsung mempersiapkan kartu akses elektronik miliknya dan merencanakan perjalanan ke Shenzen.
Berbekal bantuan masyarakat setempat, ibu dan anak itu berhasil naik mobil yang kebetulan dikendarai warga Hubei yang diizinkan meninggalkan provinsi itu.
Eva menjelaskan perjalanan daratnya membutuhkan waktu lebih dari 10 jam perjalanan.
Tapi ia juga tak memungkiri, akses jalanan yang lengang mempercepat laju kendaraannya.
"Lebih cepat dari yang aku kira karena jalanan telah dibersihkan," ujarnya.
Saat akan memasuki Kota Shenzen, Provinsi Guangdong, mereka diminta oleh petugas untuk memperlihatkan kartu elektronik dan dokumen pengenal mereka.
Eva dan anaknya berhasil mencapai perbatasan di Teluk Shenzen pada Sabtu lalu.
Mereka memberi keterangan pada petugas terkait berapa lama mereka tinggal di Hubei sebelum dikarantina kembali.
Aksi pelarian ini merupakan keberhasilan yang langka.