Mereka menekan ofensif besar-besaran terhadap benteng terakhir oposisi terhadap pemerintahannya.
Di tengah musim dingin yang mencekam, operasi militer telah menggusur hampir satu juta orang sejak Desember 2019.
Akibatnya, mereka mencari perlindungan di dekat perbatasan Turki.
Serangan-serangan Suriah dan Rusia telah berulang kali menargetkan sekolah-sekolah dan fasilitas-fasilitas kesehatan di daerah itu.
Meskipun ada permintaan dari kelompok-kelompok bantuan dan kekuatan dunia untuk menghormati hukum internasional.
Di Jenewa, Swiss, International Committee of the Red Cross (ICRC) meminta pihak yang bertikai agar memberikan rasa aman bagi warga sipil untuk menghindari serangan itu.
Hal itu mengingatkan bahwa rumah sakit, pasar dan sekolah dilindungi oleh hukum.
"Kami mendesak para pihak untuk mengizinkan warga sipil bergerak ke tempat yang aman, baik di daerah yang mereka kuasai atau melintasi garis depan," kata juru bicara ICRC, Ruth Hetherington.
Baca: Pasukan Turki Mundur Lebih Jauh ke Suriah Timur Laut
Baca: Tentara Suriah Hentikan Patroli Militer Amerika Serikat, Menyuruh Mereka Putar Balik
Baca: Tentara yang Didukung Turki Merebut Kembali Kota Utama di Idlib Suriah
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)