Lebih jauh, Kepala Observatorium Rami Abdel Rahman angkat bicara.
Ia mengatakan tujuan pemerintah adalah merebut kembali kendali atas bentangan jalan raya M4.
Untuk diketahui, jalan raya M4 menghubungkan kota Aleppo dan Latakia.
Untuk meraih tujuan tersebut akan membutuhkan operasi melawan kota Ariha dan Jisr al-Shughour, keduanya berada di sepanjang M4.
Analis melihat pertempuran tersebut sulit untuk Jisr al-Shughour.
Lebih jauh, pada April 2019 lalu, pemerintah Suriah dan pasukan sekutu melancarkan serangan militer untuk merebut daerah-daerah yang dikuasi pemberontak di provinsi Aleppo dan Idlib barat.
Sejumlah gencatan senjata gagal bertahan di musim panas lalu dan Damaskus meluncurkan ofensif pada Desember 2019.
900 Ribu Pengungsi
Sejak Desember 2019, pertempuran Suriah barat laut telah memaksa sekira 900 ribu orang menjadi pengungsi dan berlindung di perbatasan Turki.
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengatakan bahwa pertempuran terakhir akan membahayakan ke perkemahan orang-orang terlantar.
PBB menilai pertempuran tersebut mempertaruhkan pertumpahan darah yang diramalkan segera terjadi.
Lebih jelas, Turki dilaporkan telah menerima 3,6 juta pengungsi Suriah.
Pihak berwenang Turki menegaskan tidak mau membuka perbatasannya untuk gelombang pengungsi baru dari Idlib.
Khawatir dengan krisis pengungsi baru, Turki telah mengirim ribuan tenrata ke Idlib dalam beberapa minggu terakhir.