Sebelumnya, dua pejabat senior Iran meninggal karena virus mematikan ini.
Sedangka beberapa orang lainnya, dinyatakan terinfeksi.
Dilansir Guardian dari media lokal Iran, pada Selasa (3/2/2020) Kepala Layanan Medis Gawat Darurat Pirhossein Kovalind juga dikatakan terjangkit Covid-19.
Sementara itu, Dirjen Organisasi Kesehatan Dunia, Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan sekitar 3,4 kasus di dunia meninggal.
Angka ini jauh lebih tinggi, daripada tingkat kematian flu musiman, yakni dibawah 1 persen.
"Singkatnya, Covid-19 penyebarannya tidak lebi efisien daripada dlu."
"Penularannya tidak terjadi pada orang yang tidak sakit."
"Itulah yang menyebabkan penyakit ini lebih parah daripada flu," jelas Tedros.
Sampai saat ini belum ada vaksin khusus untuk Covid-19.
Menurut Tedros, virus itu bisa ditampung.
Pakar Menyebut Pemerintah Iran Gagal Tanggulangi Wabah
Seorang pakar atau pengamat Iran dari Institusi Brookings, Suzanne Maloney mengatakan alasan di balik kondisi ini.
"Ini merupakan gejala dari sebuah negara yang sangat ideologis dan kurang pendekatan pada pemerintahan," kata Suzanne.
"Yang menjengkelkan, kenyataan bahwa Iran memiliki kapabilitas ilmu pengetahuan dan memiliki sistem kesehatan yang baik."