TRIBUNNEWS.COM - Gubernur Tokyo Yuriko Koike mengatakan tidak terpikirkan membatalkan perhelatan Olimpiade 2020.
"Tidak dapat dikatakan pengumuman pandemi tidak akan berdampak," kata Yuriko Koike kepada wartawan dilansir dari AFP.
"Tapi saya pikir, pembatalan (Olimpiade 2020) itu tidak terpikirkan," tambahnya.
Lebih lanjut, keraguan penyelenggaraan Olimpiade 2020 semakin meningkat.
Perhelatan akbar olahraga itu dijadwalkan akan berlangsung 24 Juli-9 Agustus 2020 mendatang.
Baca: Daftar Nama 11 Pebulutangkis Indonesia yang Dipastikan Lolos ke Olimpiade 2020 Tokyo
Baca: Ciputra Golfpreneur Dukung Atlet Indonesia Wujudkan Mimpi Lolos ke Olimpiade 2020
Secera terpisah, pihak panitia menegaskan Olimpiade akan berjalan sesuai rencana.
Komite Olimpiade Internasional (IOC) mengatakan belum ada pembicaraan soal Olimpiade akan dibatalkan atau ditunda.
Pihak IOC menegaskan akan berkoordinasi erat dengan World Health Organization (WHO).
Diberitakan sebelumnya, WHO telah menyatakan wabah Covid-19 sebagai pandemi global pada Rabu (11/3/2020).
Yuriko Koike berjanji mencurahkan upaya terbaiknya untuk menyelenggarakan Olimpiade 2020.
Baca: Menpora Sebut Indonesia Siap Andalkan Cabang Olahraga Menembak di Olimpiade 2032
Baca: Mikhail dan Aldom Selangkah Lagi Raih Tiket ke Olimpiade Tokyo 2020
Baca: Olimpiade 2020: Kesempatan Kedua Ahsan/Hendra, Herry IP Ungkap Internal Marcus/Kevin
Pandemi Global Pengaruhi Olimpiade 2020
Dampak virus corona semakin meluas, hari ini saja sejumlah cabang olahraga dikabarkan membatalkan pertandingan.
Termasuk upacara penyalaan api/obor tradisional di Olympia, Yunani.
Diperkirakan penyalaan obor akan dilakukan tanpa penonton setelah puluhan orang dinyatakan positif virus corona.
Obor dijadwalkan tiba di Jepang pada 20 Maret 2020.
Tetapi upacara kedatangan juga telah dikurangi.
Diperkirakan sekira 200 anak yang dijadwalkan hadir, sekarang disebutkan akan melewatkannya.
Cabang Olahraga Dibatalkan, Ditunda, Dipindahkan
Turnamen kualifikasi Olimpiade di beberapa cabang olahraga yang berbeda juga telah dibatalkan, ditunda, atau dipindahkan ke berbagai negara.
Terkait hal tersebut Presiden Tokyo 2020 Yoshiro Mori angkat bicara.
Ia mengatakan pada hari Rabu (11/3/2020), Olimpiade akan berjalan sesuai jadwal.
Meskipun dia mengakui penyelenggara "khawatir" tentang virus, yang telah menginfeksi lebih dari 126.000 orang dengan lebih dari 4.600 kematian.
Lebih lanjut, Mori membuat komentar setelah seorang anggota dewan eksekutif panitia membunyikan alarm, peringatan menunda Olimpiade selama dua tahun mungkin menjadi pilihan terbaik dalam situasi tersebut.
Tetapi Mori menolak opsi itu.
Baca: PM Jepang Tanggapi Status Pandemi Virus Corona, Bagaimana Nasib Olimpiade 2020?
Baca: Teqball Dipertandingkan di Asian Beach Games 2020 dan Olimpiade Paris 2024
Baca: Bertemu Pengusaha Jepang, Menpora Zainudin Amali Sambut Baik Masjid Berjalan untuk Olimpiade 2020
Sama dengan Menteri Olimpiade Jepang Seiko Hashimoto, yang mengatakan kepada komite parlemen bahwa menunda atau membatalkan Olimpiade itu "tidak dapat dibayangkan".
Anggota dewan eksekutif Haruyuki Takahashi mengatakan kepada Asahi Shimbun Jepang setiap hari bahwa akan ideal untuk menyelenggarakan Olimpiade sesuai rencana tetapi "harus ada rencana alternatif".
"Virus corona telah menjadi masalah global. Kita tidak bisa hanya menahannya (Olimpiade) karena Jepang baik-baik saja," katanya kepada harian itu, Rabu.
Takahashi mengatakan musim panas dua tahun dari sekarang "menawarkan kemungkinan terbaik" untuk penundaan mengingat kalender olahraga internasional.
Ia menambahkan bahwa "persiapan harus dimulai sekarang" jika ada penundaan pada jadwal.
Dia bersikeras bahwa akan "mustahil" untuk membatalkan Olimpiade secara keseluruhan,"
Takahashi mengatakan dia berbicara sebagai "lonceng peringatan" untuk panitia penyelenggara.
Ia menambahkan bahwa dia akan mengangkat masalah tersebut pada rapat dewan akhir bulan (Maret 2020) ini.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)