Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Penerbit majalah pria AS, Playboy, mengumumkan pada hari Selasa (17/3/2020) waktu AS bahwa mereka akan mengakhiri publikasi regulernya di Amerika Serikat pada musim semi tahun 2020.
Namun Versi Online akan tetap berlanjut.
"Hambatan di lingkungan bisnis yang disebabkan oleh penyebaran coronavirus baru memicu perusahaan untuk menghentikan penerbitan majalah cetak tersebut," ungkap Playboy dalam pesan tertulisnya.
Playboy diluncurkan pada tahun 1953.
Lambang 'Kelinci' dikenal luas karena sebagai logo mereka, mulai dari foto tanpa busana hingga artikel hardcore.
Baca: Pasukan Blue Impulse Latihan Siapkan Kedatangan Obor Olimpiade ke Jepang
Baca: Awalnya Tak Tahu, Doddy Sudrajat Sempat Curiga Saat Vanessa Angel & Bibi Ardiansyah Terseret Narkoba
Menurut media AS, penerbitan Playboy memuncak pada 5,6 juta kopi pada tahun 1975, tetapi baru-baru ini turun menjadi ratusan ribu.
Seorang eksekutif di perusahaan penerbit menjelaskan dalam sebuah pernyataan, "Ketika kebingungan telah muncul, apa yang kami pertimbangkan secara internal telah dipercepat."
Playboy juga muncul dalam bentuk edisi cetak bahasa Jepang di Jepang dan kemungkinan juga akan menghentikan edisi cetak bahasa Jepang tersebut.
Diskusi mengenai Jepang dalam WAG Pecinta Jepang terbuka bagi siapa pun. Kirimkan email dengan nama jelas dan alamat serta nomor whatsapp ke: info@jepang.com