TRIBUNNEWS.COM - Mantan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad karantina diri di rumah setelah kontak dengan politisi yang terinfeksi virus corona.
"Beliau ( Mahathir) saat ini berada dalam karantina mandiri," kata juru bicaranya sebagaimana diwartakan The Star Kamis (19/3/2020).
Mantan PM berjuluk Dr M itu dilaporkan berforo dengan anggota parlemen asal Bandar Kuching, Kelvin Yii Lee Wuen, yang saat ini dirawat di Rumah Sakit Umum Serawak (SGH).
Baca: Corona Belum Reda, Ketua Komisi VIII Tetap Minta Kemenag Persiapkan Ibadah Haji
Dari hasil pemeriksaan, diketahui Kelvin positif terinfeksi Covid-19, penyakit yang diakibatkan virus corona, pada 17 Maret.
Kelvin mengatakan, dia menduga tertular virus itu setelah politisi Sarikei, Andrew Wong Ling Biu, yang terinfeksi pada 2 Maret.
Dalam wawancara eksklusif dengan TV3 Buletin Utama, Mahathir Mohamad membagikan pengalamannya selama menjalani karantina.
Baca: Krisdayanti dan Keluarganya Liburan ke Swiss, Manajer Beberkan Jadwal Kepulangan Mereka
"Saya akan mengikutinya (prosedur karantina). Ini penting agar saya tetap disiplin melaksanakannya," jelas politisi berusia 94 tahun itu.
Mahathir mengatakan, dia akan mengarantina diri selama 14 hari agar mencegah penularan virus dengan nama resmi SARS-Cov-2 itu ke orang lain.
Baca: Tidak Berlakukan Lockdown tapi Ini yang Dilakukan Korea Selatan untuk Tekan Penyebaran Virus Corona
Baca: Ramalan Zodiak Asmara, Jumat 20 Maret 2020: Cancer sedang Berdebat, Libra Prioritaskan Dia
Baca: Curhatan Dokter RSUP Persahabatan terkait Dua Sisi Tangani Pasien Corona: Ibarat Perang Dunia Ketiga
Dia menuturkan saat ini adalah di rumah dan tidak diperbolehkan keluar. Dia mengaku tidak bisa lagi bertemu dengan orang dan berjabat tangan.
"Bagaimana pun, Alhamdulillah. Ini tidak terlalu sulit bagi saya," kata mantan PM Malaysia yang mengundurkan diri pada 24 Februari lalu.
Hingga Kamis, Negeri "Jiran" sudah melaporkan 900 kasus setelah terjadi penambahahn 110 kasus infeksi baru, dengan dua orang meninggal.
Perdana Menteri Muhyiddin Yassin sudah mengumumkan lockdown untuk mencegah penyebaran virus, yang sebagian besar kasusnya berhubungan dengan tabligh akbar Februari lalu.
Menteri Pertahanan Ismail Sabri dikutip Channel News Asia memperingatkan, dia akan mengerahkan militer untuk menerapkan lockdown.