Bila seorang pengguna aplikasi TraceTogether terinfeksi, pihak berwenang dapat dengan cepat menemukan pengguna lain yang terhubung dekat dengannya.
Baca: Menhan Prabowo Serahkan Bantuan APD dan Rapid Test Rp 7 Miliar ke Gugus Tugas Covid-19
Baca: Gejala dan Ciri Corona, Kehilangan Indra Perasa & Penciuman Bisa Jadi Tanda Ada Covid-19 di Tubuh
Aplikasi TraceTogether memungkinkan identifikasi lebih mudah terhadap kasus-kasus potensial dan membantu mengendalikan Covid-19.
Pelacak kontak resmi akan memberikan kode yang dapat dicocokkan pengguna dengan kode verifikasi yang sesuai dengan aplikasi TraceTogether mereka.
Setelah dikonfirmasi, pengguna akan mendapatkan PIN yang memungkinkan data dikirimkan.
Pelacak kontak tidak akan meminta perincina keuangan pribadi atau meminta uang ditranfer melalui telepon.
Lebih lanjut, dalam unggahannya, Dr Balakrishnan mengatakan tim GovTech bekerja sepanjang wakut untuk menyelesaikan dokimen yang memungkinkan orang lain menggunakan protokol BlueTrace.
Untuk diketahui, BlueTrace adalah blok bangunan alikasi TraceTogether.
Tim Terdiri dari 40 Insinyur
Lebih jauh, Dr Janil Puthucheary, menteri yang bertanggung jawab atas GovTech, mengatakan, timnya terdiri dari sekira 40 insinyur.
Selama mengembangkan aplikasi TraceTogether, tim tersebut menghabiskan lebih dari 10.000 jam kerja.
Dr Janil mendorong lebih banyak orang untuk mengunduh aplikasi TraceTogether sebagai perlindungan tambahan terkait Covid-19.
Pengembang aplikasi TraceTogether mengunggah manifesto untuk BlueTrace di situs web aplikasi pada Senin (23/3/2020).
Ia menyerukan adopsi internasional terkait solusi pelacakan kontak di dunia global saat ini sebagai senjata untuk mengubah gelombang wabah Covid-19.
"Covid-19 dan virus-virus baru lainnya tidak menghormati batasan nasional. Tidak juga respon manusia," kata app manifesto pengembang.
Di dunia global, dengan perjalanan internasional bervolume tinggi, solusi pelacakan kontak yang didesentralisasi akan memerlukan adopsi massal untuk memaksimalkan efek jaringan," tambah app manifesto pengembang.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)