TRIBUNNEWS.COM - Perdana Menteri India, Narendra Modi meminta maaf kepada rakyatnya atas lockdown yang diberlakukan selama 21 hari.
Lockdown di India ini dilakukan karena semakin meluasnya virus corona di negara tersebut.
Modi meminta maaf karena korban ekonomi dan manusia semakin dalam terkait dengan lockdown nasional 21 hari.
Akibat lockdown di India ini, kritik meningkat karena kurangnya perencanaan yang memadai sebelum keputusan.
Baca: Kabar Local Lockdown Wilayah di Indonesia Senin Ini, Tegal & Toli-Toli Tutup
Baca: Lockdown Total, India Dilanda Kekacauan: Ribuan Migran Pulang Jalan Kaki hingga Terbatasnya APD
"Saya minta maaf karena mengambil langkah-langkah kasar yang telah menyebabkan kesulitan dalam hidup Anda, terutama orang-orang miskin," kata Modi dalam pidato bulanannya pada Minggu (29/3/2020) kemarin, seperti yang dikutip Aljazeera dari radio pemerintah.
"Aku tahu beberapa dari kalian akan marah padaku. Tapi tindakan keras ini diperlukan untuk memenangkan pertempuran ini," lanjutnya.
Modi mengumumkan lockdown selama tiga minggu yang belum pernah terjadi sebelumnya - yang terlama di dunia -.
Lockdown di India ini berlaku sejak 25 Maret 2020 lalu untuk mengekang penyebaran pandemi Covid-19.
Namun, keputusan itu telah mendapatkan respon dari jutaan rakyat miskin di India.
Kebijakan Modi telah meninggalkan banyak pekerja migran yang kelaparan dan memaksa yang terpaksa meninggalkan kota dan berjalan ratusan kilometer ke desa-desa asli mereka.
Baca: Jakarta jadi Episentrum Corona, Dua Kepala Daerah Bogor Desak Ibu Kota Lockdown
Baca: Italia Lockdown, Supermarket Dijarah, Warga: Kami Butuh Makan
"Orang miskin pasti akan berpikir 'seperti apa perdana menteri ini, yang telah menempatkan kita dalam banyak masalah'," ujar Modi.
"Langkah-langkah yang diambil sejauh ini, akan memberikan kemenangan India atas virus corona," tambahnya.
Jumlah kasus virus corona yang dikonfirmasi di India naik menjadi 979 pada hari Minggu, dengan 25 kematian.
Pemerintah mengumumkan rencana stimulus ekonomi 22,6 miliar dolar atau Rp 368 triliun pada hari Kamis untuk menyediakan transfer tunai langsung dan pemberian makanan kepada orang miskin di India.