TRIBUNNEWS.COM - India telah mengumumkan lockdown selama 21 hari untuk menekan penyebaran covid-19.
Lockdown tersebut hingga hari ini telah berjalan selama lima hari.
Dilaporkan, upaya tersebut juga memicu berbagai masalah.
Lockdown yang justru membuat berantakan itu juga membuat orang miskin kelaparan dan memaksa pekerja migran meninggalkan kota.
Terkait hal tersebut, Perdana Menteri India Narendra Modi telah meminta maaf atas hal itu.
Baca: India Lockdown untuk Hambat Sebaran Corona, PM Narendra Modi Minta Maaf
Baca: Pemikiran Kyai Said Aqil Siroj Tentang Covid-19 Dalam Pandangan Agama
Terlebih, keputusan untuk melakukan lockdown tidak menguntungkan orang miskin di India.
Kritik terhadap Modi semakin meningkat setelah tidak ada perencanaan memadai sebelum keputusan tersebut diambil.
"Saya minta maaf karena mengambil langkah-langkah kasar yang telah menyebabkan kesulitan dalam hidup Anda," kata Modi dalam pidato bulanannya pada hari Minggu, yang disiarkan di radio pemerintah yang dikutip dari Al Jazeera.
"Terutama orang-orang miskin," terang Modi.
"Aku tahu beberapa dari kalian akan marah padaku," tambahnya.
"Tapi tindakan keras ini diperlukan untuk memenangkan pertempuran ini," tegasnya.
Lockdown Dimulai 25 Maret 2020
Lebih lanjut, Modi mengumumkan lockdown mulai berlaku pada 25 Maret 2020 untuk mengekang penyebaran pandemi virus corona.
Namun keputusan itu telah 'menyengat' jutaan rakyat miskin India.