TRIBUNNEWS.COM - Pemerintah Arab Saudi meminta calon jemaah haji agar menunggu keputusan lebih lanjut terkait Haji 2020.
Menteri Urusan Haji dan Umrah Arab Saudi mengatakan, keputusan ini menyusul adanya pandemi Covid-19, Selasa (31/3/2020) kemarin.
Awal bulan ini, Arab Saudi menangguhkan kegiatan umrah karena khawatir penyebaran virus corona.
Melansir Al Jazeera, tidak hanya menutup Masjidil Haram dan Ka'bah, pihaknya juga menangguhkan kunjungan ke Masjid Nabawi.
Baca: Kemenag Pastikan Arab Saudi Tak Lakukan Pembatalan Ibadah Haji 2020 di Tengah Corona
Baca: Persiapan Akomodasi Haji Indonesia di Mekah Capai 97 Persen
Keputusan penutupan ini jadi yang pertama kali dilakukan Arab Saudi selama ini.
Alhasil hal ini menyebabkan pertanyaan terkait ibadah Haji pada akhir Juli mendatang.
Sekitar 2,5 juta jemaah dari penjuru dunia akan memadati Kota Mekkah dan Madinah untuk melangsungkan ibadah.
Haji ini juga merupakan sumber pendapatan yang signifikan bagi Kerajaan Arab Saudi.
"Arab Saudi sepenuhnya siap untuk melayani para peziarah dan jamaah umrah," ujar Menteri Mohammed Saleh Benten.
"Tetapi di bawah keadaan saat ini, ketika kita berbicara tentang pandemi global, kerajaan ingin melindungi kesehatan umat Muslim dan warga negara."
"Oleh karena itu, kami meminta saudara kami Muslim di semua negara untuk menunggu sebelum melakukan rencana haji hingga situasinya jelas."
Selain menunda umrah, Arab Saudi juga telah menangguhkan semua penerbangan internasional tanpa batas waktu.
Pekan lalu, pihaknya juga menutup akses masuk dan keluar ke beberapa kota termasuk Mekkah dan Madinah.
Umrah dan haji adalah pendapatan besar bagi Arab Saudi.
Bahkan Putra Mahkota Mohammed bin Salman berencana untuk memperluas jumlah pengunjung ke Arab.
Membatalkan haji adalah keputusan yang belum pernah dilakukan negara ini.
Berbeda halnya dengan membatasi kunjungan.
Sebab saat wabah Ebola merebak, kebijakan ini diberlakukan.
Sampai hari ini Rabu (1/4/2020), Arab Saudi sudah mencatat 1.563 kasus Covid-19.
Arab Saudi menjadi negara yang dirasa berhasil menahan angka kematian, sebab dibanding kasusnya, hanya ada 10 korban jiwa corona.
Sementara ada 165 jumlah pasien sembuh di negara ini.
Raja Salman Akan Biayai Pengobatan Pasien Covid-19
Raja Salman akan membiayai pengobatan bagi pasien Covid-19 di Arab Saudi.
Kebijakan ini diumumkan menteri kesehatan pada Senin lalu.
Menteri Kesehatan, Tawfiq Al Rabiah mengatakan, Raja Salman akan menanggung perawatan untuk warga dan penduduk yang didiagnosis dengan virus.
Bahkan dia mendesak para warga dengan gejala agar mau dites Covid-19, melansir Al Jazeera.
"Kita semua berada di kapal yang sama," katanya.
Penguasa kerajaan de facto ini terakhir kali terlihat di depan umum pada pertemuan kabinet 3 Maret lalu.
Sebelum Covid-19 mewabah hingga tanah Arab, pemerintah setempat sudah melakukan sejumlah langkah ekstrem.
Di antaranya menutup penerbangan internasional, tempat umum, dan jam malam parsial.
Bahkan kini pembatasan gerak diperketat lagi di area perbatasan Riyadh, Mekkah, Madinah dan Jeddah.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)