News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

Ilmuwan AS Menguji Coba Obat Remdesivir pada Monyet yang Terinfeksi Covid-19

Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Tiara Shelavie
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Satu botol obat Remdesivir terletak saat konferensi pers tentang dimulainya penelitian obat Ebola Remdesivir pada pasien yang sakit parah di Rumah Sakit Universitas Eppendorf (UKE) di Hamburg, Jerman utara pada 8 April 2020

TRIBUNNEWS.COM - Ilmuwan AS melaporkan obat remdesivir telah efektif dalam mengobati monyet yang terinfeksi virus corona, Jumat (17/4/2020).

"Pengobatan dini dengan remdesivir, obat antivirus eksperimental secara signifikan mengurangi penyakit klinis," kata siaran pers dari National Institutes of Health.

Siaran pers tersebut menerangkan, remdesivir juga efektif mengobati kerusakan paru-paru kera rhesus yang terinfeksi SARS-CoV-2, coronavirus yang menyebabkan Covid-19.

Mengutip Deutsche Welle penelitian kecil ini merupakan pendahuluan dan belum ditinjau oleh sejawat.

Baca: Sosok Penemu Virus Corona, Ilmuwan Cerdas June Almeida Anak Sopir Bus yang Putus Sekolah

Baca: Ilmuwan Prancis Ungkap Virus Corona Mampu Bertahan Lama dari Paparan Suhu Tinggi

Satu botol obat Remdesivir terletak saat konferensi pers tentang dimulainya penelitian obat Ebola Remdesivir pada pasien yang sakit parah di Rumah Sakit Universitas Eppendorf (UKE) di Hamburg, Jerman utara pada 8 April 2020 (Ulrich Perrey / POOL / AFP)

Penelitian ini menirukan prosedur pengobatan yang digunakan dalam uji coba manusia.

Sebelumnya, penelitian dilakukan pada pasien yang telah dirawat di rumah sakit dengan penyakit COVID-19 atau virus SARS-CoV-2.

Lebih lanjut, remdesivir bekerja melawan Covid-19 dengan menambahkan mutasi, yang pada akhirnya menghancurkan virus. 

Perbaikan setelah Pengobatan Pertama

Dalam percobaan dengan monyet, dua kelompok enam kera rhesus 'dibuat' terinfeksi dengan virus pernapasan tersebut.

Uji coba ini merupakan pengobatan yang dikembangkan oleh Gilead Sciences.

Kelompok uji obat tersebut diberikan dosis pertama obat secara intravena, 12 jam setelah infeksi awal.

Kemudian diobati setiap hari, selama enam hari berikutnya.

Pengobatan pertama dijadwalkan terjadi tepat sebelum virus mencapai tingkat maksimum di paru-paru monyet. 

Baca: Iran Uji Obat Corona, Berhasil Turunkan Gejala Pasien dalam 48 Jam

Baca: WHO Peringatkan Tes Antibodi Tidak Menjamin Imunitas atas Virus Corona

Dua belas jam setelah perawatan pertama, gejala kera telah membaik secara signifikan.

Kondisi mereka terus membaik selama seminggu. 

Pada akhir fase uji, hanya satu dari enam hewan yang dirawat menunjukkan kesulitan bernafas ringan.

Sementara semua hewan dalam kelompok yang tidak diobati mengalami kesulitan bernapas. 

Kelompok yang diobati juga menunjukkan tingkat virus yang secara signifikan lebih rendah di paru-paru mereka.

Dibanding dengan kelompok yang tidak diobati dan juga memiliki lebih sedikit kerusakan paru-paru. 

Baca: Iran Uji Obat Corona, Cukup Efektif tapi Terkendala Teknologi

Baca: Hasil Uji Obat Corona Buatan Iran Diklaim Berhasil Turunkan Gejala Pasien dalam 48 Jam

Uji Coba Lebih Lanjut Tengah Berlangsung

Remdesivir merupakan satu di antara obat pertama yang dianggap mampu mengobati virus corona baru.

Uji klinis sudah dilakukan dengan pasien manusia. 

Pada Kamis (16/4/2020), dilaporkan bahwa obat itu juga dianggap efektif pada pasien coronavirus di Chicago yang berpartisipasi dalam uji coba. 

*WHO belum merekomendasikan obat apa pun untuk corona, hingga saat ini penelitian masih terus dilakukan.

(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini