TRIBUNNEWS.COM, BOGOTA - Para pekerja seks komersial di Colombia juga berjuang bertahan hidup di tengah situasi wabah virus corona.
Ana Maria misalnya, dia melanggar aturan karantina dengan melakukan "kunjungan ke rumah (klien)" sementara Estefania meninggalkan rumah untuk menjual permen dan obat-obatan.
Sebelum terjadi wabah, mereka biasa bekerja di jalan, atau di rumah-rumah bordir di mana negara mereka melegalkan pekerja seks komersial (PSK).
Baca: Sumsel dan Palembang Belum Ajukan PSBB, Ini Penyebabnya
Baca: Belum Sebulan Bebas karena Asimilasi, Ardiansyah Terancam Dihukum 7 Tahun Akibat Kasus Pencurian
Baca: Lapangan Kerja Sulit, CSIS: RUU Cipta Kerja Bisa Jadi Solusi
Kini, dengan situasi karantina, tempat-tempat bekerja itu dilarang. PSK di Colombo berjuang untuk menghidupi diri mereka.
Risiko denda dan penjara membayangi mereka setiap melakukan pelanggaran aturan lockdown. Namun, jauh lebih berbahaya jika mereka 'menjual diri' di tengah pandemi. Mereka bisa saja terinfeksi.
Di Colombia, hampir 3.500 orang terinfeksi dan sebanyak 150 orang dinyatakan tewas akibat virus corona.
Kepada media Perancis AFP, Ana Maria menuturkan kisahnya. "Di tengah masa karantina, saya harus pergi untuk bekerja (mendatangi klien)."
Dia menambahkan, "Saya bisa apa lagi? Saya tidak bisa mati kelaparan."
Ana berusia 46 tahun, berasal dari Facatativa, sebuah kota yang jaraknya 40 kilometer dari Ibukota Bogota.
Persediaan gas, buah dan sayur di dapurnya kian menipis. Dia harus bekerja. Ana naik taksi ke rumah kliennya hanya untuk menghasilkan 10 dollar Amerika Serikat (AS) atau sekitar Rp 154.000 saja.
"Saya tidak bisa menunggu, bantuan negara belum datang," kata Ana merujuk pada subsidi yang dijanjikan kepada orang-orang yang rentan.
Di Colombia, lockdown telah dimulai sejak 25 Maret lalu. Ana sudah menaati peraturan itu sampai 3 April ketika dia berkunjung ke rumah kliennya.
Masa karantina atau lockdown ini akan berlangsung di Colombia sampai 27 April mendatang.
Ironisnya, dia juga sering didatangi kawannya. Dia sering mendengar ketukan pintu rumah, biasanya temannya dan anak-anak yang lapar.