TRIBUNNEWS.COM - Keberadaan Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un menjadi perhatian internasional.
Belum lama ini, spekulasi terkait kondisi kesehatan Kim Jong Un menjadi pertanyaan banyak kalangan.
Sebagaimana diketahui, kondisi kesehatan pemimpin konservatif itu diklaim sebagai masalah keamanan Korea Utara.
Dikutip Tribunnews dari Dong-A Ilbo, menurut Lee Jeong Ho, mantan pejabat tinggi Room 39, sebuah organisasi yang dijalankan oleh Partai Buruh Korea Utara angkat bicara.
Untuk diketahui, Room 39 mengelola dana basah valuta asing milik Pemimpin Tertinggi Kim Jong-un.
Lee Jeong Ho mengatakan, Kim Jong Un mungkin terluka selama tes rudal jelajah jarak pendek pada 14 April 2020.
Baca: Kakek dan Ayah Kim Jong Un Punya Sejarah Sakit Jantung, Sama-sama Perokok dan Pecandu Alkohol
Baca: Korea Utara akan Hadapi Masalah Serius soal Kepemimpinan jika Kim Jong Un Meninggal
Dalam sebuah artikel yang ditulis untuk surat kabar ini pada hari Sabtu, Lee Jeong Ho yang membelot dari Korea Utara ke Amerika Serikat memberikan keterangan.
Ia mengatakan, uji coba rudal seperti yang dilakukan pada 14 April 2020 tidak dapat dilanjutkan tanpa perintah panglima tertinggi.
Hal itu menunjukkan bahwa Kim Jong Un sehat sampai pukul 07.00 pagi waktu setempat, ketika rudal ditembakkan.
"Kim Jong Un absen dari laporan tes, sementara tidak ada rekaman peluncuran rudal dan pelatihan pesawat tempur dirilis," ungkap Lee.
"Ini menunjukkan kemungkinan kecelakaan tak terduga yang mungkin disebabkan oleh puing-puing atau kebakaran," kata Lee.
Lebih jauh, menurut Lee, Kim Jong Un mungkin jatuh sakit tidak lama setelah peluncuran rudal tersebut.
Ia menambahkan, Rodong Sinmun atau Komite Penyiaran Pusat Korea tidak dapat menerbitkan rekaman tes rudal tanpa izin dari Kim Jong Un.
Rumor Kim Jong Un Mati Otak setelah Operasi Jantung