TRIBUNNEWS.COM - Munculnya kabar Pemimpin Tertinggi Korea Utara, Kim Jong Un dalam kondisi koma hingga meninggal membuat Amerika Serikat dan China berlomba-lomba mencari kebenarannya.
Hingga saat ini, semua rumor yang ramai di media internasional itu masih belum dikonfirmasi pihak Korea Utara.
Sementara itu, Amerika Serikat memantau dengan cermat situasi saat Tiongkok dikabarkan mengirim tim medis ke negara komunis itu dikutip dari The Sun.
Baca: Kepanikan di Pyongyang Saat Kim Jong Un Dikabarkan Meninggal Dunia, Panic Buying & Timbun Barang
Baca: Kabar Kim Jong Un Meninggal Bikin Warga Panic Buying, Takut Ada Sengketa Kekuasaan di Pyongyang
Intelijen AS berusaha keras mencari tahu kabar sebenarnya kondisi Kim Jong Un.
Hal ini dilakukan AS setelah Kim berminggu-minggu tidak muncul ke muka publik.
Wartawan dari China, Shijian Xingzou mengklaim, Kim sudah meninggal dunia.
Kabar itu dia dapatkan dari seorang sumber terpercaya.
Xingzou mengungkapnya di akun media sosial Weibo, yang memiliki 15 juta pengikut.
Xingzou juga diketahui merupakan keponakan salah satu kementerian luar negeri di China.
Sementara itu media Jepang, Shukan Gendai mengklaim, Kim mencengkeram dadanya dan jatuh pingsan.
Seorang anggota rombongannya memberikan CPR dan melarikannya ke rumah sakit.
Namun, diktator itu sakit parah karena prosedur operasi yang tertunda atau gagal, berdasarkan kabar itu.
Laporan lain berasal Beijing mengatakan, ada kesalahan yang terjadi selama operasi jantung karena ahli bedah gemetar ketakutan.
Kim terakhir terlihat pada 11 April, di pertemuan Partai Buruh untuk membahas Covid-19.