TRIBUNNEWS.COM, SEOUL - Para pejabat Korea Selatan menyerukan kehati-hatian mengenai laporan kondisi kesehatan Kim Jong Un pemimpin Korea Utara. Pejabat Korsel menekankan mereka tidak mendeteksi adanya pergerakan yang tidak biasa di Korea Utara.
Dalam suatu forum tertutup pada Minggu (26/4/2020), Menteri Unifikasi Korea Selatan Kim Yeon-chul, yang mengurusi keterlibatan Korsel dengan Korea Utara, mengatakan pemerintah Korsel memiliki kemampuan intelijen untuk mengatakan dengan keyakinan tak ada kejadian yang tidak biasa di Korea Utara (Korut).
Rumor dan spekulasi mengenai kondisi kesehatan Kim Jong Un dimulai setelah pemimpin Korea Utara itu tidak tampil di depan umum pada hari nasional penting negara itu, 15 April.
Tanggal tersebut merupakan kelahiran Kim Il Sung, pendiri Korea Utara sekaligus kakek Kim Jong Un.
Media Korea Selatan pekan lalu melaporkan Kim mungkin telah menjalani operasi jantung atau berada dalam isolasi untuk menghindari paparan Covid-19.
Pada Senin, media pemerintah Korea Utara sekali lagi tidak menunjukkan adanya foto baru Kim atau melaporkan keberadaannya.
Namun, media Korut melaporkan Kim telah mengirim pesan terima kasih kepada para pekerja yang membangun sebuah resor wisata di Wonsan, daerah yang disebut beberapa laporan media Korea Selatan mungkin akan menjadi tempat tinggal sementara Kim Jong Un.
"Posisi pemerintah kami tegas. Kim Jong Un masih hidup dan sehat. Dia sedang tinggal di daerah Wonsan sejak 13 April. Sejauh ini tidak ada gerakan mencurigakan yang terdeteksi," kata Moon Chung-in, Penasihat Kebijakan Luar Negeri Utama Presiden Korea Selatan Moon Jae-in, kepada saluran berita di Amerika Serikat.
Baca: Sibuk Work From Home, Simak Tips Laksanakan Ibadah Puasa Ramadan Tetap Kondusif dan Tidak Keteteran
Gambar satelit dari pekan lalu menunjukkan kereta khusus milik Kim di Wonsan, yang mendukung isi laporan itu, menurut 38 North, yakni suatu kelompok proyek pemantauan Korea Utara yang berbasis di Washington.
Meskipun kelompok 38 North mengatakan kereta di gambar satelit itu mungkin kereta pribadi pemimpin Korea Utara, namun belum ada konfirmasi dari pihak independen.
Seorang juru bicara untuk Kementerian Unifikasi Korea pada Senin tidak mau berkomentar apapun ketika ditanya tentang laporan Kim berada di Wonsan.
Pekan lalu China mengirim satu tim ke Korea Utara termasuk para ahli medis untuk memberi masukan terkait kondisi Kim Jong Un, menurut tiga orang yang mengetahui situasi tersebut.
Belum dapat disimpulkan hubungan antara kunjungan tim dari China ke Korut dengan kondisi kesehatan Kim.
Pada Jumat (24/4/2020), satu narasumber Korea Selatan mengatakan intelijen mereka melaporkan Kim Jong Un masih hidup dan kemungkinan akan segera muncul.
Baca: Jaksa Agung Muda Bidang Pembinaan Bambang Sugeng Ditunjuk Jadi Plt Wakil Jaksa Agung
Bentuk Perwalian
Beberapa pengamat mengingatkan Kim Jong Un sebelumnya pernah menghilang dari liputan media pemerintah Korut.
Selain itu, upaya mengumpulkan informasi yang akurat di Korea Utara terkenal sulit.
Media pemerintah Korea Utara terakhir kali melaporkan keberadaan Kim ketika dia memimpin pertemuan Politibiro Partai Komunis Korut pada 11 April.
Korea Utara tidak pernah mengumumkan siapa yang akan mewarisi posisi Kim Jong Un jika ia sudah tiada atau tidak berdaya untuk memimpin.
Selain itu tidak ada informasi rinci yang diketahui tentang anak-anak Jong Un.
Namun, para analis mengatakan saudara perempuan Jong Un, Kim Yo Jong, dan para loyalis dapat membentuk sebuah perwalian sampai seorang penerus dari pemimpin Korut itu cukup umur untuk mengambil alih kepemimpinan negara itu.
Kim Jong Un menjadi pemimpin ketika ayahnya Kim Jong Il meninggal pada 2011 karena serangan jantung.
Baca: Update Harga Emas Antam Selasa 28 April 2020 Capai Rp 935.000 per Gram, Simak Rinciannya
Setiap perubahan pada puncak kekuasaan di Korea Utara telah meningkatkan prospek kekosongan kepemimpinan atau runtuhnya dinasti Kim, yang telah memerintah sejak negara itu didirikan pada 1948.
Kim Jong Il telah dipersiapkan selama 20 tahun untuk memimpin negara itu, sementara Kim Jong Un hanya menjalani persiapan satu tahun lebih, karena kematian mendadak ayahnya.
"Kim Yo Jong tidak mungkin mengambil alih kepemimpinan Korut, tetapi dia dapat membantu membangun rezim sementara sebagai pialang kekuasaan sampai anak-anak Kim Jong Un tumbuh dewasa," kata Go Myong-hyun, seorang peneliti dari Institut Studi Kebijakan Asia di Seoul. (cnn/dailymail/feb)