Datanya menunjukkan bahwa 66 persen pasien rawat inap adalah mereka yang tidak pernah bepergian keluar.
Sementara di posisi kedua adalah dari panti jompo, sebesar 18 persen.
"Jika Anda perhatikan, 18% orang berasal dari panti jompo, kurang dari 1% berasal dari penjara atau penjara, 2% berasal dari populasi tunawisma, 2% dari fasilitas berkumpul lainnya, tetapi 66% orang di rumah, yang mengejutkan kami," kata Cuomo.
"Ini kejutan. Sangat banyak, orang-orang di rumah," tambahnya.
Cuomo memprediksi mungkin 66 persen pasien itu terjangkit Covid-19 saat bepergian menggunakan transportasi umum.
Sehingga mereka terpapar virus tanpa sadar dan kondisinya mengharuskan dirawat di rumah sakit.
"Kami pikir mungkin mereka menggunakan transportasi umum, dan kami telah mengambil tindakan pencegahan khusus pada transportasi umum, tetapi sebenarnya tidak, karena orang-orang ini benar-benar di rumah," jelas Cuomo, meragukan anggapannya.
Cuomo mengatakan, hampir 84 persen dari kasus yang dirawat di rumah sakit adalah orang yang tidak pulang pergi bekerja melalui layanan mobil, mobil pribadi, angkutan umum, atau berjalan kaki.
Justru mayoritas dari mereka adalah pensiunan atau pengangguran.
Secara keseluruhan, sekitar 73 persen pasien yang diterima rumah sakit berusia diatas 51 tahun.
Baca: Fakta Unik Eternal Flame Falls, Air Terjun di New York yang Terkenal dengan Api Abadinya
Baca: Paramedis New York Sebut Covid-19 Lebih Buruk Dibanding Serangan 9/11
Cuomo menjelaskan, data-data menunjukkab bahwa yang dirawat inap sebagian besar berasal dari daerah di bawah atau sekitaran Kota New York.
Dimana kelompok pasien ini tidak bekerja dengan berpindah-pindah tempat atau bahkan pekerja penting yang tidak bisa bekerja dari rumah selama pandemi Covid-19.
Bahkan kebanyakan diantaranya juga kelompok minoritas di AS, setengahnya adalah orang Afrika-Amerika atau Hispanik.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)