News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

Trump Sebut Pandemi Virus Corona Lebih Buruk Daripada Pearl Harbor atau Serangan Teror 9/11

Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Donald Trump

"Kami belum menerima data atau bukti khusus dari pemerintah Amerika Serikat yang berkaitan dengan asal usul virus. Jadi dari perspektif kami, ini masih spekulatif," ujar Direktur Gawat Darurat WHO Michael Ryan dalam konferensi virtual.

WHO menegaskan, AS harus menyertakan bukti atas tudingan atau klaim mereka.

"Seperti organisasi berbasis bukti, kami akan sangat bersedia untuk menerima informasi apapun terkait asal virus," kata Ryan.

"Jika ada data dan bukti, maka pemerintah Amerika Serikat yang bisa memutuskan apakah dan kapan dapat dibagikan, tetapi sulit bagi WHO untuk bekerja dalam informasi ketiadaan data dan bukti," tambahnya.

Para ilmuwan percaya virus pembunuh ini berasal dari hewan ke manusia, muncul di China akhir tahun lalu, dari pasar hewan di Wuhan.

Tapi Presiden AS Donald Trump mengklaim memiliki bukti virus corona berasal dari laboratorium Wuhan.

Dan Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo pada hari Minggu (3/5/2020), mengatakan "bukti besar " mendukung klaim itu.

Pompeo: AS Puya Bukti Besar

Menteri Luar Negeri Mike Pompeo mengatakan Amerika Serikat (AS) punya "sejumlah bukti besar" virus corona (Covid-19) berasal dari laboratorium Wuhan, China.

"Ada sejumlah bukti besar, virus ini berasal dari laboratorium di Wuhan," ujar Pompeo dalam wawancara dengan stasiun televisi ABC, dilansir Reuters, Senin (4/5/2020).

Kemudian Pompeo menolak untuk mengatakan virus itu sengaja dilepaskan oleh laboratorium tersebut.

China Global Times, yang dijalankan oleh Partai Komunis yang berkuasa, merespon pernyataan Pompeo dalam sebuah editorial, pada Minggu (3/5/2020).

Menurut editorial itu, "Pompeo tidak memiliki bukti bahwa virus berasal dari laboratorium di Wuhan dan ia hanya "menggertak."

Editorial itu menilai, kebijakan pemerintahan Trump hanya memainkan perang propaganda.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini