TRIBUNNEWS.COM - Presiden AS Donald Trump menyebut pandemi virus corona sebagai serangan terburuk yang pernah dialami negara tersebut.
Trump juga menyalahkan China karena tidak menghentikan penyebaran virus corona.
Sebagaimana diketahui AS dan China saling tuduh atas virus tersebut.
"Ini lebih buruk dari Pearl Harbor," ungkap Donald Trump yang dikutip Tribunnews dari Al Jazeera, Jumat (8/5/2020).
Pernyataan tersebut merujuk pada pemboman Jepang terhadap Pangkalan Udara AS yang membawa Amerika ke dalam Perang Dunia II.
"Ini (juga) lebih buruk dibanding dengan (serangan) World Trade Center," tambah Trump di Gedung Putih.
Lebih lanjut, pernyataan ini juga mengingatkan pada serangan 11 September 2001 atau dikenal dengan 9/11.
"Itu seharusnya tidak pernah terjadi," lanjut Trump.
"Itu bisa saja dihentikan dari sumbernya," tambahnya.
"Itu (virus corona) bisa saja dihentikan di China," terangnya.
"Itu seharusnya dihentikan tepat di sumbernya dan tidak dihentikan," tegas Trump.
Jumlah Kematian AS Meningkat
Secara terpisah, Administrasi Trump semakin kritis terhadap China karena jumlah kematian di AS meningkat.
AS menyalahkan China atas kematian ratusan ribu orang.
Tak hanya sampai di situ, AS menuntut China untuk lebih transparan tentang penanganan penyakitnya.
Sebagaimana diketahui, wabah virus corona pertama kali muncul di kota Wuhan, China pada akhir 2019 lalu.
Hingga saat ini, lebih dari 255.000 orang di seluruh dunia meninggal karena Covid-10.
Sekira 70.000 korban jiwa dilaporkan di AS.
Sebagian besar ahli percaya, virus corona berasal dari pasar basah Wuhan yang menjual satwa liar ilegal.
Mereka percaya virus corona berpindah dari hewan ke manusia.
Tetapi, Trump dan Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mengatakan, ada bukti signifikan virus corona berasal dari laboratorium.
Mike Pompeo Kritik China
Lebih jauh, Mike Pompeo mengulangi kritiknya terhadap China, Rabu (6/5/2020).
"Tiongkok bisa mencegah kematian ratusan ribu orang di seluruh dunia," kata Mike Pompeo.
"Tiongkok bisa menyelamatkan keturunan dunia dari kelesuan ekonomi global," ungkapnya pada konferensi pers Departemen Luar Negeri.
"China masih menolak untuk membagikan informasi yang kami butuhkan untuk menjaga orang tetap aman," jelasnya.
China Tepis Klaim AS
Sebelumnya, pemerintah di Beijing menepis klaim AS.
Mengutip Al Jazeera, menanggapi komentar MIke Pompeo terkait asal-usul virus corona.
Terkait hal ini, Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Hua Chunying angkat bicara kepada wartawan, Rabu (6/5/2020).
"Saya pikir masalah ini harus diserahkan kepada para ilmuwan dan profesional medis," kata Hua.
"Bukan politisi yang berbohong demi tujuan politik domestik mereka sendiri," tambah Hua.
"Pompeo berulang kali berbicara, tetapi dia tidak bisa memberikan bukti, Bagaimana dia bisa (memberikan bukti), dia tidak punya," tegas Hua.
Mike Pompeo Sebut Sejumlah Besar Bukti Muncul dari Institut Virologi Wuhan
Lebih jauh, Mike Pompeo mengatakan, ada sejumlah besar bukti virus corona muncul dari Institut Virologi Wuhan, Minggu ( 3/5/2020).
Klaim tersebut disampaikan Mike Pompeo setelah Kamis sebelumnya mengatakan tidak diketahui apakah virus berasal dari lab, atau pasah basah dan tempat lainnya.
Pada Rabu, Mike Pompeo mengatakan, AS tidak memiliki kepastian (asal virus), tetapi ada bukti signifikan virus corona berasal dari laboratorium.
"Setiap pernyataan itu sepenuhnya konsisten," katanya.
"Kita semua berusaha mencari jawaban yang tepat. Kita semua berusaha mendapatkan kejelasan," tambahnya.
Secara terpisah, pihak Institut Virologi Wuhan menegaskan virus corona tidak berasal dari sana.
Dr Anthony Faucy: Virus Berevolusi di Alam
Lebih jauh, Direktur Institut Alergi dan Penyakit Menular Nasional AS, Dr Anthony Fauci yang juga anggota Gugus Tugas Virus Corona angkat bicara.
Dr Fauci mengatakan dalam sebuah wawancara yang diterbitkan Senin (4/5/2020), bukti terbaik menunjukkan virus tidak dibuat di laboratorium
Tetapi, kata Dr Fauci, tampaknya virus corona berevolusi di alam.
Kemudian, tambah Dr Fauci, virus corona melompat ke spesies.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)