TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON - Biro Statistik Tenaga Kerja Amerika Serikat (BLS) melaporkan pada Jumat lalu bahwa pemberlakuan sistem penguncian (lockdown) karena pandemi virus corona (Covid-19) telah memangkas sejumlah pekerjaan.
Mendorong tingkat pengangguran saat ini ke rekor yang tertinggi.
Dikutip dari laman Russia Today, Sabtu (9/5/2020), sebanyak 20,5 juta pekerjaan yang terdampak pada bulan lalu, menjadi angka penurunan terbesar dan paling mendadak dilakukan sejak pemerintah AS mulai mencatat data warganya yang kehilangan pekerjaan pada 1939 silam.
Perlu diketahui, terakhir kali tingkat pengangguran terparah di Amerika berlangsung selama masa Depresi Hebat.
Baca: Mengubah Perilaku Bersama-sama Satu-satunya Cara Melandaikan Kurva Covid-19 di Indonesia
Namun dengan pemangkasan sebanyak 870.000 pekerjaan pada periode Maret lalu, keuntungan yang diperoleh dari pekerjaan selama satu dekade telah habis dalam waktu kurang dari dua bulan.
Setelah AS terdampak corona, tingkat pengangguran pun melonjak dari 3,5 persen pada Februari menjadi hampir 15 persen pada April 2020.
Menurut laporan BLS, sebesar 7,7 juta warga kehilangan pekerjaan.
Industri makanan dan minuman kehilangan 42.000 pekerjaan, sementara layanan pendidikan dan kesehatan telah memangkas 2,5 juta pekerja.
Baca: BNPB: 1.221 Bencana Terjadi Sejak Awal Tahun, Banjir Paling Makan Korban
Sedangkan layanan profesional, bisnis maupun ritel mengalami kerugian 2,1 juta karyawan.
Industri manufaktur dan layanan lainnya pun masing-masing turun 1,1 juta pekerjaan, dan pekerjaan di lingkungan pemerintah turun sebesar 980.000.
Selain itu, sektor konstruksi juga memangkas 975.000 karyawan, dan sektor transportasi serta pergudangan memangkas 584.000 pekerjaan.
Total pekerjaan yang dipangkas adalah 133,4 juta, ini angka terburuk sejak Juni 1999.