Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Orang Jepang suka berbagai macam jimat. Salah satunya adalah boneka Sarubobo atau anak (bayi) monyet yang banyak dijumpai di wilayah Hida, Kota Takayama, Perfektur Gifu.
Jimat Jepang ini berbentuk boneka merah seperti manusia, tanpa fitur wajah (polos), dibuat dalam berbagai ukuran.
Secara tradisional, sarubobo dibuat oleh nenek untuk cucu mereka sebagai boneka, dan untuk anak perempuan mereka sebagai pesona untuk pernikahan yang baik, anak-anak yang baik dan untuk memastikan pasangan yang berpengetahuan luas.
Sarubobo secara harfiah diterjemahkan dari bahasa Jepang sebagai "monyet bayi".
"Saru" adalah kata Jepang untuk monyet, dan "bobo" adalah kata untuk bayi dalam dialek Takayama.
Ada beberapa alasan mengapa jimat memiliki nama ini.
Sarubobo dikaitkan dengan tiga keinginan:
1. Perlindungan dari hal-hal buruk.
Dengan kepemilikan boneka tersebut muncul keinginan untuk perlindungan manusia dari hal-hal yang buruk.
2. Rumah yang bahagia, pasangan yang baik
Dalam bahasa Jepang, rumah yang bahagia adalah "kanai enman", pasangan yang baik adalah "ryo-en" (Cara lain untuk mengatakan "saru" adalah "en" di Takayama). Dengan demikian diharapkan pasangan yang ada di sebuah rumah menjadi satu kebahagiaan.
3. Memiliki persalinan yang mudah saat lahir.
Melahirkan monyet itu mudah. Jadi diharapkan dengan memiliki jimat tersebut, sang istri bisa melahirkan anaknya dengan mudah tanpa hambatan.
Baca: Tak Terima Usahanya Mencari Nafkah Dihina, Warga Emosi Kampak Kepala Kades