Meskipun laporan CIA belum dipublikasikan, isinya dikonfirmasi media yang memuatnya ke pejabat intelijen.
Wartawan Der Spiegel mendapatkan informasi itu dari sumber mereka di intelijen luar negeri Jerman.
Dikatakan dalam percakapan 21 Januari 2020, Presiden Jinping telah mengatakan kepada Diektur WHO untuk menahan informasi tentang penularan virus dari manusia ke manusia dan menunda pernyataan pandemi apa pun.
Pejabat CIA yang berbicara dengan Newsweek tidak mengatakan apakah mereka curiga Xi telah mencoba menekan WHO.
Organisasi ini telah menolak laporan Der Spiegel dan menunjukkan beberapa inkonsistensi di dalamnya.
Sebagai contoh, China secara terbuka mengkonfirmasi virus tersebut menularkan dari orang ke orang pada 20 Januari 2020, sebelum dugaan percakapan Xi Jinping dan Direktur WHO.
WHO pun mengkonfirmasi hanya dua hari kemudian, setelah para ahli mengunjungi Wuhan.
Juru bicara WHO Christian Lindmeier lebih banyak meragukan kisah itu.
Ia mengatakan kepada Newsweek, Theodros Ghebreyesus tidak berbicara dengan Xi pada 20, 21, atau 22 Januari.
Dia mengatakan mereka hanya bertemu pada 28 Januari, tetapi tidak memunculkan pengumuman tentang PHEIC.
Kementerian Luar Negeri Cina juga mengatakan Senin lalu, tidak ada percakapan antara keduanya pada 21 Januari.
Peringatan PHEIC (prosedur berbeda dari deklarasi pandemi) dikeluarkan ketika wabah menimbulkan risiko bagi lebih dari satu negara dan membutuhkan respons internasional yang terkoordinasi.
Ini memicu berbagai langkah kesehatan masyarakat, termasuk seruan untuk meningkatkan pendanaan dan sumber daya untuk menahan penyebaran internasionalnya, serta rekomendasi tentang perdagangan dan perjalanan.
WHO membentuk Komite Darurat pada 22 dan 23 Januari untuk membahas deklarasi semacam itu.
Tetapi para ahli, yang sudah memiliki bukti penularan dari manusia ke manusia, menyimpulkan wabah itu bukan merupakan suatu Public Health Emergency of International Concern.
Pada 30 Januari peringatan global akhirnya dikeluarkan WHO yang bermarkas di Jenewa, Swiss.
(Tribunnews.com/Setya Krisna Sumarga)