TRIBUNNEWS.COM - Penjaga tiket kereta api di Stasiun Victoria, London Belly Mujinga (47) meninggal dengan virus corona, setelah diludahi pria yang mengaku memiliki Covid-19.
Setelah Mujinga diserang pada bulan Maret lalu, bersama dengan seorang rekan wanita, ia dikabarkan memiliki masalah pernapasan.
Beberapa hari setelah mereka diludahi, kedua wanita itu jatuh sakit dengan virus corona.
Dikutip Tribunnews dari BBC, Polisi Transportasi Inggris mengatakan, penyelidikan telah dilakukan untuk melacak pria yang meludahi pasangan itu.
Baca: Wali Kota London, Sadiq Khan Sebut Kembalinya Liga Inggris Terlalu Cepat
Baca: Jalani Isolasi selama Lockdown, Pria dari London Ini Menato Tubuhnya Sendiri Tiap Hari
Suami: Pria Itu Bertanya Kepadanya
Lebih lanjut, Mujinga berada di concourse stasiun Victoria pada 22 Maret 2020 saat didekati tersangka.
Kunci Jawaban PAI Kelas 11 Halaman 94 95 96 97 Kurikulum Merdeka, Uji Kompetensi Bab 3 - Halaman all
15 Latihan Soal dan Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 4 SD Bab 2 Kurikulum Merdeka, Di Bawah Atap
10 Latihan Soal & Kunci Jawaban IPS Kelas 9 SMP Bab 1, Interaksi Antarnegara Asia dan Negara Lainnya
Secara terpisah, suaminya, Lusamba Gode Katalay mengatakan, pria itu bertanya kepada istrinya.
Katanya, apa yang Mujinga lakukan dan mengapa dia ada di sana.
"Dia mengatakan kepadanya bahwa dia sedang bekerja dan lelaki itu mengatakan dia terkena virus, lalu meludahinya," terang Katalay.
Dirawat dengan Ventilator
Lebih lanjut, Mujinga kemudian dirawat di Rumah Sakit Barnet pada 2 April 2020 dan memakai vetilator.
Tetapi, ransport Salaried Staffs Association (TSSA) mengatakan, Mujinga meninggal tiga hari kemudian.
Baca: PMI Bakal Salurkan Bantuan Ventilator dari Gesit Foundation
Baca: Jokowi Minta Alat Tes PCR hingga Ventilator Buatan Lokal Segera Diproduksi Secara Massal
Baca: Komisi VII Soroti Lambatnya Izin Produksi Ventilator Dalam Negeri
Perbuatan Tercela
Secara terpisah, Juru bicara Perdana Menteri Inggris menggambarkan serangan tersebut sebagai aksi tercela.