TRIBUNNEWS.COM - Para anggota gugus tugas virus corona Jepang menyetujui rencana pemerintah mengangkat keadaan darurat di sebagian prefektur lebih cepat dari jadwal yang ditentukan, Kamis (14/5/2020).
Sedangkan untuk wilayah Tokyo, tetap berada dalam keadaan darurat.
Lebih lanjut, dikutip Tribunnews dari Seattle Times, Menteri Ekonomi Yasutoshi Nishimura angkat bicara.
Setelah Yasutoshi bertemu dengan gugus tugas virus corona, para ahli menyetujui untuk meredakan keadaan darurat di 39 dari 47 prefektur Jepang.
Sementara itu, keadaan darurat tetap akan dilaksanakan di delapan prefektur lainnya.
Termasuk Tokyo, Osaka, Kyoto, dan Hokkaido, mengingat resiko penyebaran Covid-19 masih tinggi.
Baca: Jepang Cabut Keadaan Darurat Covid-19 di 39 Prefektur
Baca: Hotline Bunuh Diri Jepang Kewalahan saat Corona, Ada yang Stres Terlalu Lama Bersama Anak di Rumah
PM Jepang Nyatakan Keadaan Darurat pada 7 April 2020 Lalu
Sebelumnya, Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe menyatakan keadaan darurat pada 7 April 2020 lalu untuk Tokyo.
Selain Tokyo, enam prefektur lainnya juga termasuk dalam daftar keadaan darurat.
Abe kemudian memperluas keadaan darurat ke seluruh Jepang hingga 31 Mei 2020 mendatang.
Melihat tanda-tanda infeksi mulai melambat, Abe berusaha untuk 'melunak' sembari menyeimbangkan pencegahan penyakit serta ekonomi.
Baca: Arab Saudi Terapkan Lockdown Penuh Saat Idul Fitri, Keluar Rumah Akan Dikenakan Denda
Baca: Cegah Penyebaran Corona, Arab Saudi Terapkan Lockdown Selama 5 Hari Saat Idul Fitri
Infeksi Menurun Secara Signifikan
Lebih jauh, Jepang sekarang memiliki 16.000 kasus yang dikonfirmasi.
Para ahli diharapkan dapat memberikan dasar untuk memudahkan langkah-langkah pencabutan keadaan darurat.
Serta kemungkinan pengetatan jika ada lonjakan kasus infeksi virus corona.
Secara terpisah, Prefektur Ehime, Jepang barat, di mana wabah di rumah sakit telah menginfeksi sekira 20 perawat, pasien dan keluarga mereka, akan diminta mencabut keadaan darurat.
Sebagai catatan, para ahli dan pejabat mendesak warganya untuk mengadopsi gaya hidup baru.
Selanjutnya diimbau teus mempratekkan langkah-langkah jarak fisik, seperti bekerja jarak jauh dan menghindari perjalnana ke luar kota.
Perkambangan di Wuhan....
Secara terpisah, beberapa komplek perumahan di Wuhan telah mulai menguji penduduk untuk virus corona.
Pengujian ini merupakan progam yang dijalankan dalam 10 hari untuk mengetahui, kota dengan penduduk 11 juta orang.
Lebih lanjut, satu kompleks di disktrik Qiaokou mengatakan, beberapa ratus orang diuji sejak Rabu (13/5/2020).
Kompleks lain di distrik yang sama mengatakan, pada Kamis (14/5/2020) mereka mendaftarkan penduduk sebelum memulai tes.
Baca: Akhiri 35 Hari Tanpa Kasus baru, 11 Juta Penduduk Wuhan akan Tes Virus Corona Ulang
Baca: 7 Kasus Baru Dilaporkan, China Mulai Kembali Upaya Pengujian Covid-19 Massal di Wuhan
Diketahui, masyarakat setempat diperintahkan untuk menguji semua orang setelah tujuh kasus baru muncul pada akhir pekan lalu.
Infeksi tersebut merupakan yang pertama setelah 35 hari tanpa kasus.
Sebagaimana diketahui, Wuhan meruakan tempat pertama di mana virus corona muncul pada Desember 2019 lalu.
Secara nasional, China melaporkan tiga kasus baru, dan total infeksi sampai saat ini mencapai 82.929.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)