TRIBUNNEWS.COM - Wakil Presiden Sudan Selatan, Riek Machat dan istrinya yang Menteri Pertahanan dinyatakan positif mengidap Covid-19.
Machar mengatakan, dia dan sang istri telah tertular virus tersebut setelah berinteraksi dengan anggota Satgas Tingkat Tinggi Covid-19 yang terinfeksi.
Sebagai catatan, Satgas tersebut merupakan tim yang dirancang untuk membantu Sudan Selatan memerangi pandemi virus corona.
Dikutip Tribunnews dari The East African, Kantor Wakil Presiden Sudan Selatan mengeluarkan pernyataan.
Dalam pernyataan tersebut, sejumlah staf, termasuk penjaga keamanan juga tertular virus tersebut.
Baca: Deretan Fakta Unik Ghana, Raja Prajurit dari Afrika Barat
Baca: Belum Ada WNI yang Terkonfirmasi Covid-19 di Afrika Selatan, Botswana, Lesotho dan Eswatini
Lebih jauh, melalui konferensi pers yang disiarkan di Ibu Kota Juba, Senin (18/5/2020), Machar angkat bicara.
"Kami masih menunggu tes lain dan semoga besok kami memiliki daftar lengkah," tegas Machar.
"Semua kolega kami dinyatakan positif (Covid-19), saat ini (mereka) dalam keadaan sehat," terang Machar.
Lakukan Karantina Mandiri di Rumah bersama sang Istri
Setelah mengumumkan bahwa dia dan sang istri positif mengidap Covid-19, Machar kemudian melakukan karantina mandiri di rumah.
"Seorang dokter mungkin mengunjungi kami sampai mereka menyatakan waktu untuk mengakhiri karantina," kata Machar.
Sama dengan dirinya, semua koleganya juga akan melakukan karantina mandiri.
Khawatir Covid-19 Menyebar di Kamp Pengungsi
Secara terpisah, dikutip Tribunnews dari Gulf News, sejauh ini Sudan Selatan telah mencatat 290 kasus infeksi virus corona dan empat kematian.
Pekan lalu, pihak berwenang melaporkan dua kasus Covid-19 di sebuah kamp di luar Ibu Kota Juba.
Kabar tersebut lantas menimbulkan kekhawatiran antara para pekerja kemanusiaan apabila Covid-19 menyebar di pemukiman yang padat.
Terkait hal ini, Komite Internasional Palang Merah di Sudan Selatan, James Reynolds angkat bicara dalam sebuah pernyataan.
"Kami sangat prihatin ada beberapa kasus yang dikonfirmasi positif di kamp di luar Juba," ungkap Reynolds.
"Ada puluhan ribu pengungsi internal yang tinggal di sana," tambahnya.
"Mereka hidup di ruang yang sempit," terangnya.
Reynold menambahkan, langkah-langkah seperti menjaga jarak sosial dan mencuci tangan secara teratur tidka mudah diterapkan di kamp pengungsi tersebut.
Baca: Wakil Presiden Sudan Selatan Riek Machar dan Sang Istri Positif Covid-19
Baca: Sudan Tunjuk Duta Besarnya untuk Amerika Serikat, Kali Pertama dalam 20 Tahun
Update Covid-19 Selasa, 19 Mei 2020
Menurut data dari worldometers.info, Total kasus virus corona di AS telah menembus angka 1.550.294 pasien.
Sementara total kematian di AS mencapai 91.981 jiwa dan pasien sembuh ada 356.383 orang.
Dengan angka tersebut, AS menempati posisi pertama total kasus secara global.
Sementara itu, Sudah Selatan menempati posisi ke-145 secara global.
Sudan Selatan mencatat infeksi virus corona sejumlah 290 kasus, dengan empat kematian.
Sejumlah empat orang juga dilaporkan telah sembuh di Sudan Selatan.
Baca: China Laporkan 7 Kasus Baru Covid-19, 1 Pasien dari Shanghai
Baca: Pandemi Covid-19 di China Belum Berakhir, 1.205 Desa di Jilin Di-lockdown
Lebih jauh, China yang merupakan pusat wabah virus corona pertama kali dideteksi, berada di posisi ke-13.
China mencatat enam kasus baru, sehingga total 82.960 orang telah terinfeksi, setelah melaporkan 6 infeksi baru.
Setidaknya ada 210 negara atau kawasan yang terinfeksi virus corona, ditambah dua kasus dari kapal pesiar, yakni Diamond Princess dan MS Zaandam.
Adapun virus corona kini telah menjangkiti setidaknya 4.893.260 orang di dunia.
Warga yang dinyatakan sembuh sebanyak 1.907.992 pasien, sedangkan 320.173 orang dinyatakan meninggal dunia.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)