TRIBUNNEWS.COM - Presiden Jair Bolsonaro mengatakan Kementerian Kesehatan Brasil Eduardo Pazuello akan mengeluarkan pedoman baru tentang penggunaan klorokuin untuk mengobati virus corona.
Untuk diketahui, Pazuello mengambil alih jabatan Menteri Kesehatan dr Nelson Teich yang mengundurkan diri.
Pengunduran diri Teich menjadikannya dokter berpengalaman kedua yang meninggalkan pos dalam satu bulan ini.
Dikutip Tribunnews dari Al Jazeera, Jair Bolsonaro telah banyak dikritik karena penanganan wabahnya dan penentangannya yang terus-menerus terhadap pembatasan pergerakan yang ia lihat terlalu merusak perekonomian.
Lebih lanjut, dalam sebuah wawancara yang diposting di situs Blog do Magno, Bolsonaro mengatakan, Pazuello, seorang Jenderal Angkatan Darat yang aktif yang pernah menjadi Wakil Teich.
Ia akan menandatangani pedoman klorokuin baru dan mempertahankan pekerjaan terbaik untuk saat ini.
Bolsonaro menambahkan bahwa ia menyimpan sekotak klorokuin jika ibunya yang berusia 93 tahun membutuhkannya.
Baca: Sembuh dari Corona, Istri Tom Hanks Akui Konsumsi Obat Klorokuin, Tak Kuat Efek Sampingnya
Baca: Cerita Andrea Dian yang Tak Cocok Obat Klorokuin untuk Atasi Corona: Tangan Aku Tremor
Dikutip dari worldmeters.info, korban harian tertinggi di Brasil tercatat mecapai 21.472 pada Kamis (21/5/2020).
Pandemi telah menewaskan sedikitnya 18.894 orang di Brasil, menurut data terbaru yang dikumpulkan oleh Universitas Johns Hopkins.
Brasil menyalip Inggris pada hari Senin, kemudian pada Kamis ini Brasil menggeser posisi Spanyol untuk jumlah kasus virus corona tertinggi ketiga, di belakang Rusia dan Amerika Serikat.
Sehingga total infeksi yang dilaporkan Brasil mencapai 293.357 kasus yang dikonfirmasi.
Covid-19 Mencapai Amazon
Sementara itu, Covid-19 telah mencapai tanah-tanah terpencil di suku adat Amazon Brazil.
Tetapi pihak pemerintah yang bertanggung jawab untuk melindungi orang-orang pribumi menepis seruan untuk bertindak.
Sebagai gantinya, mereka justru berfokus pada "mengobarkan pertempuran ideologis".
Penduduk asli Amazon menghadapi krisis karena tidak ada tindakan cukup untuk menekan ancaman penyebaran Covid-19 di pedalaman.
Sebelumnya, Kantor berita Associated Press berbicara kepada empat narasumber yang bekerja dengan masyarakat adat di wilayah terjauh Amazon Brazil dan mereka sepakat dalam kesimpulan mereka.
"Yayasan nasional Indian, yang dikenal sebagai FUNAI, hampir tidak melakukan apa pun untuk mengoordinasikan respons terhadap krisis," ungkap mereka.
Mereka mengatakan tidak ada cukup alat pelindung bagi orang yang memasuki wilayah adat atau bertemu orang asli di kota.
Bertahan menjadi lebih sulit karena kebutuhan seperti minyak tanah dan bensin tidak mencukupi.
Sementara, pengiriman makanan baru dimulai minggu lalu atau satu bulan setelah masyarakat adat diperintahkan untuk tetap tinggal di desa mereka.
Sayangnya, pasokan makanan juga masih sangat tidak mencukupi.
Baca: Komunitas Adat Ekuador Larikan Diri ke Hutan Hujan Amazon, Khawatir akan Punah karena Virus Corona
Baca: Amazon Berencana Investasikan Laba Kuartal Pertama 2020 untuk Fasilitas Pencegahan Corona
Kekhawatiran tentang Kerentanan Penduduk Asli Amazon
Sejak awal pandemi, ada kekhawatiran tentang kerentanan penduduk asli yang tinggal jauh dari fasilitas kesehatan perkotaan.
Selain itu, gaya hidup komunal membuat mereka lebih rentan terhadap transmisi yang cepat.
Menurut penghitungan oleh organisasi adat Brasil APIB yang mencakup angka-angka Kementerian Kesehatan dan informasi dari para pemimpin lokal melaporkan, setidaknya 88 orang pribumi telah meninggal karena Covid-19 di Amazon.
Jumlah yang sebenarnya mungkin lebih tinggi, karena rumah sakit sering tidak menggunakan nama asli pasien ketika menerimanya.
Secara terpisah, Kementerian Kesehatan Brazil memberikan keterangan dalam sebuah pernyataan.
Mereka menagtakan, kota-kota yang dilanda bencana, di mana banyak penduduk asli tinggal seperti Tabatinga dan Sao Gabriel da Cachoeira, menerima bantuan pada hari Senin termasuk 10 ventilator dan 15.000 masker.
Trump Melarang Kedatangan dari Brasil
Trump sempat mengatakan kepada wartawan pada Selasa, AS tengah mempertimbangkan larangan perjalanan dari Brasil.
"Aku tidak ingin orang-orang datang ke sini dan menginfeksi orang-orang kita," ungkap Trump.
"Aku juga tidak ingin orang di sana sakit. Kami membantu Brasil dengan ventilator," kata Trump.
Sebelumnya, Trump mengumumkan pada Senin bahwa ia menggunakan klorokuin sebagai tindakan pencegahan.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)