News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Warga Malaysia Tersangka Kasus Narkoba Divonis Mati via Zoom oleh Hakim Singapura

Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Pravitri Retno W
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi hukuman mati - Punithan Genasan dijatuhi hukuman mati di Singapura lewat video call via Zoom.

Namun, sebagian kasus kriminal yang kecil tetap disidangkan lewat jarak jauh.

Berbeda dengan aksi panic buying Februari lalu, saat semua warga Singapura memenuhi troli mereka dengan banyak barang seperti kertas toilet dan makanan, pembeli pada Senin (16/3/2020) malam di Singapura, terlihat hanya membeli dalam jumlah relatif lebih kecil. (Malay Mail)

Menyoal hukuman mati pada Fernando, Singapura memang tidak menoleransi transaksi maupun penggunaan obat-obatan terlarang.

Sejak beberapa dekade terakhir, Negeri Singa sudah banyak memvonis mati puluhan orang asing karena pelanggaran narkotika.

"Penggunaan hukuman mati di Singapura pada dasarnya kejam dan tidak berperikemanusiaan."

"Penggunaan teknologi jarak jauh seperti Zoom untuk menjatuhkan hukuman mati pada pria membuatnya semakin parah," kata Phil Robertson, wakil direktur divisi Asia Human Rights Watch (HRW).

Baca: Singapura Resmi Tunda Keberangkatan Haji Tahun Ini

Baca: Singapura Beri Bantuan 10.000 Masker KN95 Untuk Pemkot Batam

HRW juga mengkritik kasus serupa di Nigeria di mana hukuman mati disampaikan melalui Zoom.

Negara-negara lain yang mengeksekusi pelanggaran terkait narkoba antara lain China, Iran, Arab Saudi, Indonesia, dan Singapura.

Singapura juga mempertahankan hukuman mati wajib, dalam keadaan tertentu untuk pelaku pembunuhan dan perdagangan narkoba.

Meskipun sebenarnya bertentangan dengan perlindungan internasional dan pembatasan penggunaan hukuman mati.

Zoom (Alex Castro / The Verge)

Menurut Amnesty International, dua orang dieksekusi di Singapura karena tuduhan terkait narkoba pada 2019 silam.

Sementara dua orang lainnya digantung karena jadi otak pembunuhan.

"Kasus ini adalah pengingat lain bahwa Singapura terus menentang hukum dan standar internasional dengan menjatuhkan hukuman mati untuk perdagangan narkoba dan sebagai hukuman wajib," kata penasihat hukuman mati Amnesti, Chiara Sangiorgio, dalam sebuah pernyataan.

"Ini harus diakhiri sekarang. Pada saat perhatian global difokuskan pada penyelamatan dan perlindungan jiwa dalam pandemi, pengejaran hukuman mati semakin membenci," tambahnya

(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)

 
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini