TRIBUNNEWS.COM - Presiden Brasil, Jair Bolsonaro mendapat tekanan dari Presiden AS, Donald Trump.
Hal itu lantaran Amerika Serikat baru saja memberlakukan larangan masuk kepada warga negara non-AS, terutama berasal dari Negeri Samba..
Ini dilakukan Trump menyusul peningkatan kasus infeksi dan kematian Covid-19 di Brasil.
Dikutip dari The Guardian, AS mengumumkan langkah ini pada Minggu (24/5/2020).
Bertepatan dengan jumlah kasus infeksi corona Brasil melampaui 363.000.
Selain itu jumlah kematiannya hampir tembus 23.000.
Baca: Jair Bolsonaro Kumandangkan Klorokuin saat Krisis Covid-19 di Brasil Makin Meningkat
Baca: Jumlah Kasus Corona Makin Meningkat, Warga Brasil Dilarang Masuk AS
Dikutip dari Worldometers pada Selasa (26/5/2020), infeksi sudah mencapai 376.669 dan kematian sebanyak 23.522.
Sama halnya dengan pandemi yang mengganas di Brasil, kondisi politiknya pun demikian.
Presiden Bolsonaro kehilangan dua menteri kesehatan dalam waktu kurang dari sebulan karena tidak sepaham dengannya.
Selain itu, dia konsisten tidak mematuhi jarak sosial yang jadi pedoman kesehatan dunia saat ini.
Alhasil sejumlah protes dan kecaman publik mengarah kepada presiden ini.
Menyoal penutupan akses masuk dari Brasil, Sekretaris Pers Gedung Putih Kayleigh McEnany mengatakan langkah ini akan menghindari AS dari infeksi dari luar negeri.
Larangan ini bersifat tidak terbatas dan mulai berlaku mulai Jumat ini.
Lebih lanjut, peraturan ini berlaku bagi warga negara non-AS yang berada di Brasil selama 14 hari terakhir.