TRIBUNNEWS.COM - Afghanistan berencana untuk membebaskan lebih dari 900 tahanan Taliban.
Kebijakan ini direncanakan ketika gencatan senjata memasuki hari ketiga dan terakhir selama Idul Fitri 2020.
DIkutip Tribunnews dari Al Jazeera, Juru bicara Dewan Keamanan Nasional Javid Faisal kepada AFP angkat bicara, Selasa (26/5/2020).
"Ada keputusan untuk membebaskan 900 (tahanan Taliban) hari ini," kata Faisal.
"Tetapi jumlah pastinya bisa bervariasi tergantung dengan prosedur hukum," ungkapnya.
Baca: Presiden Afghanistan Ashraf Ghani Janji akan Bebaskan 2.000 Tahanan Taliban
Baca: Taliban akan Bebaskan 20 Tahanan Pemerintah Afghanistan
Lebih lanjut, pemerintah Afghanistan kabarnya juga mendesak Taliban agar memperpanjang gencatan senjata, yang berakhir pada Selasa malam.
Menurut Faisal, memperpanjang gencatan senjata penting untuk menghindari pertumpahan darah.
"Pemerintah Afghanistan siap memperpanjangnya," tambahnya.
Sebelumnya, jeda dalam pertempuran antara Afghanistan dan Taliban mulai berlaku pada Minggu (24/5/2020).
Kesepakatan itu menandai perayaan Idul Fitri 2020.
Perjanjuan AS-Taliban
Kemudian, soal pembebasan tahanan, membuka harapan mencapai perdamaian bagi negara Asia Selatan yang dirusak oleh perang yang berlangsung hampir 20 tahun itu.
Sebagai catatan, Perjanjian AS-Taliban ditandatangani pada Februari 2020, di Ibu Kota Qatar, Doha.
Dalam perjanjian tersebut, ditetapkan pemerintah Afghanistan akan membebaskan hingga 5.000 tahanan Taliban.
Sementara, Taliban akan membebaskan 1.000 personel Pasukan Keamanan Afghanistan.
Namun, pertukaran tahanan itu ditunda karena Presiden Afghanistan Ashraf Ghani menolak membebaskan 5.000 tahanan Taliban sekaligus.
Sejauh ini, Kabul telah membebaskan sekira 1.000 tahanan Taliban, sementara kelompok Taliban membebaskan sekira 300 Pasukan Keamanan Afghanistan yang ditawan.
Baca: Presiden Afghanistan Ashraf Ghani Janji akan Bebaskan 2.000 Tahanan Taliban
Baca: Rayakan Idulfitri, Kelompok Taliban dan Pasukan Afganistan Gencatan Senjata Selama 3 Hari
Rencana Bebaskan 2.000 Tahanan
Secara terpisah, Juru bicara Ghani Sediq Sediqqi mengatakan di Twitter pada Minggu, keputusan untuk membebaskan para tahanan diambil untuk memastikan keberhasilan proses perdamaian.
Dikutip Tribunnews dari Al Jazeera, sementara itu, pada Minggu, tak ada laporan bentrokan antara pasukan Taliban dan Afghanistan pada hari pertama Idul Fitri.
Ghani mengatakan delegasi pemerintah siap segera memulai pembicaraan damai dengan Taliban.
Negosiator pemerintah akan dipimpin oleh mantan saingan Ghani, Abdullah Abdullah setelah keduanya menandatangani kesepakatan pembagian kekuasaan pekan lalu yang mengakhiri krisis politik berbulan-bulan.
Lebih jauh, soal gencatan senjata ini, Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo angkat bicara.
Ia mengaku menyambut baik gencatan senjata tersebut, dan mengatakan kelompok Taliban yang dibebaskan, tidak boleh kembali ke medan perang.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)